BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1.1.
GAMBARAN
UMUM DESA
1.1.1
Sejarah
Asal usul Desa Mambalan (sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia)
Desa Mambalan
diperkirakan telah ada sejak pertengahan tahun 1600 Masehi atau Tahun 1650-an.
Pendiri Desa Mambalan atau orang pertama yang menjadi cikal bakal masyarakat
Mambalan bernama Deneq Mas Permas Gingsiran, beliau adalah salah satu
putra dari Deneq Mas Unda Putih Pejanggik dan beliau juga buyut dari Deneq
Mas Putra Pengendeng Segara Katon Rembitan. Jadi nama Gingsiran berarti
Geser atau bergeser / berpindah. Karena beliau diperintahkan oleh orang tuanya
untuk mendirikan pusat pemerintahan sendiri di Mambalan, ini diperkirakan pada
Tahun 1650-1672.
Selanjutnya
kata Mambalan berasal dari kata Meambal - ambal yang berarti bersama - sama
atau patuh - patuh, sehingga menurut tokoh-tokoh masyarakat dan orang tua - tua
dahulu kata Mambalan ini sinonim dari kata Rembitan (Reme Bi Entan) reme
bisa diartikan juga patuh - patuh.
Sebelum tahun
1800 Desa Mambalan ini masih memakai istilah Kedatuan Mambalan yang
dipimpin oleh seorang Datu Menggung atau Tu Menggung. Baru pada
tahun 1868 memakai istilah desa dan dusun -dusun memakai istilah dasan
atau pedasanan.
Dusun pada
waktu itu dipimpin oleh Pengelingsir / Keliang khusus untuk Dusun Mambalan
dipimpin oleh pengelingsir, sedangkan dusun lain dipimpin oleh seorang keliang,
dibawah keliang ada istilah Lang Lang yang bertugas untuk menjaga
keamanan.
Kepala Desa
atau pemusungan yang pertama bernama DATU CEMPA, Desa Mambalan pada waktu itu
mencakup Desa Penimbung dengan 11 dusun/kampung yaitu :
1.
Kampung
Gertok
2.
Kampung
Lilir I
3.
Kampung
Penimbung Timur
4.
Kampung
Penimbung Barat
5.
Kampung
Tunjang Polak
6.
Dusun
Mambalan
|
7.
Dusun
Jeringo
8.
Dusun
Lilir II
9.
Dusun
Dopang
10.
Dusun
Ranjok
11.
Dusun
Guntur Macan
|
dengan luas wilayah 2.524,2 Ha. Dan batas –batas sebagai berikut :
Utara : Hutan Tutuban / Hutan Lindung
Utara : Hutan Tutuban / Hutan Lindung
Selatan : Kali Meninting ( Desa Kekeri &
Desa Midang)
Timur : Kali Meninting ( Desa Dasan Geria )
Timur : Kali Meninting ( Desa Dasan Geria )
Barat :
Kali Ranjok / Seseret ( Desa Mambalan)
Bila dilihat
dari letak geografis wilayah dengan batas - batas alam yang cukup strategis
karena batas alam berupa kali merupakan benteng pertahanan, jelas Desa Mambalan
pernah menjadi pusat pemerintahan yang istilah Mambalan disebut KEDATUAN.
1.1.2
Sejarah
Desa Mambalan (setelah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia)
Tahun 1964 Desa
Mambalan dimekarkan menjadi 2 desa yaitu desa Induk Mambalan dan Desa Penimbung
dengan Luas wilayah : 900 Ha dan 6 Dusun / kampung menjadi wilayah Desa induk
yaitu :
1.
Dusun Mambalan
2.
Dusun Jeringo
3.
Dusun Lilir II
|
4.
Dusun Dopang
5.
Dusun Ranjok
6.
Dusun Guntur Macan
|
Desa Mambalan pada
tahun 2001 dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan Desa
Dopang. Luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan sampai dengan saat ini
adalah 731,9 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara :
Hutan Lindung/Kecamatan Pemenang
F Sebelah Timur :
Desa Penimbung & Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan : Desa
Kekeri
F Sebelah Barat : Desa Dopang
Dengan 3 Dusun
menjadi wilayah Desa Induk Mambalan:
1.Dusun
Mambalan
|
2.
Dusun Jeringo
|
3.
Dusun Lilir II
|
Dan sejak tahun 2001 sampai dengan
tahun 2007 ketiga dusun tersebut telah telah dimekarkan menjadi 12 dusun :
Dusun Mambalan dimekarkan menjadi 3
dusun yaitu :
1. Dusun
Mambalan
|
2. Dusun Buwuh
|
3.
Dusun Baturiti
|
Dusun Jeringo dimekarkan menjadi 7 dusun yaitu :
1.Dusun
Gelangsar
2.Dusun
Songoran
3.Dusun Geripak
4.Dusun Jeringo
Daya
|
5.
Dusun Jeringo Lauk
6.
Dusun Jeringo Limbungan
7.
Dusun Jeringo Barat
|
Dusun Lilir II dimekarkan menjadi 2 dusun yaitu :
1.
Dusun
Lilir Barat, ( pergantian nama dari dusun Lilir II )
2.
Dusun
Lilir Utara
Pada tahun 2010
sesuai Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor : 806/22/BPMPD/2010, Tentang
Pembentukan Desa Gelangsar dan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor :
866/38/BPMPD/2010, tentang Penunjukan Pejabat Kepala Desa Gelangsar, maka Desa
Mambalan resmi dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan
Desa Gelangsar. Luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan sampai dengan
saat ini adalah 384,85,9 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara :
Desa Gelangsar
F Sebelah Timur :
Desa Penimbung & Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan : Desa
Kekeri
F Sebelah Barat :
Desa Dopang dan Ranjok
Selanjutnya
pada tahun 2011 ini sesuai Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor :
66/20/BPMPD/2011, tanggal 02 Februari 2011, Tentang Pembentukan Desa Persiapan
Jeringo dan Surat Keputusan Buptai Lombok Barat Nomor : 77/18/BPMPD/2011,
tentang Penunjukan Pejabat Kepala Desa Persiapan Jeringo, maka Desa Mambalan
resmi dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan Desa Jeringo.
Dan penyerahan sebagian wilayah Desa Penimbung yang terletak di Timur Dusun
Buwuh, oleh Pemerintahan Desa Penimbung resmi diserahkan ke Desa Mambalan Dan
sehingga luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan dan penggabungan saat
ini adalah 333,45 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara : Desa
Gelangsar, Jeringo & Penimbung
F Sebelah Timur : Desa Penimbung
& Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan :
Desa Kekeri
F Sebelah Barat : Desa Dopang
dan Ranjok
Dengan 4 dusun
sebagai wilayah Desa Mambalan :
1. Dusun Mambalan
2. Dusun Buwuh
3. Dusun Batu Riti
4. Dusun Lilir Barat (setengah wilayah Dusun Lilir Barat menjadi
wilayah Desa Jeringo dengan nama Dusun Jeringo Timur)
Desa Mambalan
ini cukup dikenal khususnya oleh masyarakat pulau Lombok bahkan sampai keluar
daerah, hal ini disebabkan satu hal yaitu : karena masyarakat Mambalan sampai
sekarang masih mempertahankan identitas atau jati dirinya sebagai masyarakat
adat, ini terbukti dengan masih berlakunya status sosial dalam masyarakat
seperti; Datu, Raden, Lalu, dan Jajar Karang, namun ini bukan berarti antara
mereka tidak saling menghargai, tetapi kerukunan selalu dikedepankan karena motto mengambal – ambal
itu tetap menjadi pegangan utama yaitu kebersamaan, duduk sama rendah dan
berdiri sama tinggi.
Hingga tahun
2011 ini pemerintahan Desa Mambalan telah dipimpin oleh 13 Kepala Desa yakni :
Masa sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
NO
|
N A M A
|
MASA BHAKTI
|
ALAMAT
|
KET
|
1.
|
DATU CEMPA
|
1868 – 1909
|
Mambalan
|
|
2.
|
DATU M. ALI
|
1909 – 1923
|
Mambalan
|
|
3.
|
REHAN
|
1923 – 1929
|
Dasan Agung
|
|
4.
|
DATU MUSTIAYU
|
1929 – 1962
|
|
|
Masa setelah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
NO
|
N A M A
|
MASA BHAKTI
|
ALAMAT
|
KET
|
1.
|
M.SYAHARTAWA
|
1962 – 1965
|
Penimbung
|
|
2.
|
R. H. M.
TAUFIK
|
1965 – 1968
|
Mambalan
|
|
3.
|
DATU KARSA
|
1968 – 1969
|
Mambalan
|
Pjs
|
4.
|
DATU BADRUN
|
1969 – 1982
|
Mambalan
|
|
5.
|
DATU MARKAWI
|
1982 – 1991
|
Mambalan
|
|
6.
|
H. MURSYID
|
1991 – 1999
|
Dopang
|
|
7.
|
L. A. BAHRAIN
|
1999 – 2002
|
Mambalan
|
|
8.
|
M. KEMAL
ISLAM
|
2002 – 2003
|
Gunungsari
|
Pjs
|
9.
|
L. THUHUR
|
2003 - Saat
ini
|
Mambalan
|
|
1.1.3
Lambang
Desa.
Arti
Lambang Desa
![]() |
1.
Tulisan "MAMBALAN" : Dasar Putih dengan tulisan warna merah
melambangkan keberanian diatas kebenaran.
2. Dasar Biru dan Hijau : Melambangkan daerah Pertanian dan
perkebunan yang subur.
3. Segi Lima : Pancasila dengan garis kuning dan hitam
yang berarti kejayaan dan ketegasan
4. Bintang
: Melambangkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
5. Padi Kapas : Melambangkan sandang dan pangan
|
6. Mata Rantai : Melambangkan Desa Mambalan terdiri beberapa dusun yang saling menyambung
7. Kubah, Pura dan Salib : Melambangkan agama yang dipeluk penduduk
Desa Mambalan terdiri dari Islam, Hindu Dharma dan Kristen.
8. Garis biru tiga buah : Melambangkan sungai yang mengaliri Desa
Mambalan sebanyak tiga buah dan berair
sepanjang tahun.
|
Arti Semboyan " MAMBAL GENEM KARYA
"
1.
|
Mambal
|
:
|
Berbondong-bondong
(berambal-ambal)
|
2.
|
G e n e m
|
:
|
Tekun dan
Ulet
|
3.
|
K a r y a
|
:
|
B e k e r
j a
|
Dapat disimpulkan bahwa arti dari semboyan "MAMBAL GENEM
KARYA" yaitu masyarakat Desa Mambalan didalam membangun untuk mencapai
kemakmuran sesuai dengan cita-cita Pancasila harus selalu bekerja sama (gotong
royong) dengan penuh ketekunan, keuletan dan keikhlasan.
1.1.4
Gambaran
Umum Desa Mambalan pada saat ini
1.1.4.1
Profil
Desa Mambalan
Desa Mambalan merupakan salah satu dari 16 Desa yang berada
diwilayah Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat. yang berpenduduk 2821 jiwa dengan Luas Wilayah Desa : 333,45Ha.
Dengan alamat sekretariat Desa di Jalan Raya Jagapati Desa Mambalan, Telp.
081803688839 Kode Pos : 83351, Web:
Http//www.MambalGenemKarya.co.id
Ditinjau dari jumlah penduduk, luas wilayah serta letak geografis,
maka Desa Mambalan merupakan Desa yang sangat potensial dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan di wilayah Kecamatan Gunungsari. Dan juga letak sangat
strategis yaitu di jalan Kabupaten yang dapat menghubungkan ke semua desa yang
berada di wilayah Timur Kecamatan
Gunungsari dan Kota Mataram, maka tidak salah kiranya jika Desa Mambalan
nantinya dipakai sebagai kota kecamatan dari desa-desa lainnya. Dan perlu
diingat bahwa Desa Mambalan adalah daerah yang sebagian besar tanahnya adalah
sawah (agraris) yang subur.
Mengingat keadaan seperti tersebut di atas maka dalam melaksanakan
berbagai tugas Kepala Desa terus memacu para perangkat desa dan masyarakat
serta lembaga yang ada di Desa seperti BPD, LPM, TPKD, Tim Penggerak PKK Desa,
Linmas, GAPOKTAN, dan BUMDES “ Ngiring Bareng “ beserta para tokoh Agama dan
tokoh Masyarakat dalam rangka melaksanakan pembangunan desa.
Untuk itu segala usaha telah ditempuh dalam melaksanakan berbagai
kegiatan dimana hal usaha tersebut tidak sedikit pengorbanan yang telah
dikeluarkan oleh masyarakat Desa Mambalan. Dan juga kesadaran masyarakat Desa
Mambalan yang cukup tinggi inilah yang menyebabkan Desa Mambalan tidak jauh
ketinggalan dengan desa lainnya dan bahkan beberapa pembangunan fisik telah
dijadikan barometer pembangunan desa .
1.1.4.2
Kondisi
Geografis
1.1.4.2.1
Luas
Desa Mambalan 333,45 Ha. Terdiri dari :
Tanah
Sawah :
a.
Sawah
Irigasi : 86.30 ha
Tanah
kering :
a.
Pemukiman :
24,50 ha
Tanah
Perkebunan :
a.
Tanah
Perkebunan Rakyat : 101,35 ha
Tanah fasilitas umum ;
a.
Kas Desa :
- ha
b.
Perkantoran Pemerintah: - ha
c.
Kantor Desa : 0.15 ha
d.
Poskesdes : 0.045 ha
e.
Pustu : 0.040 ha
f.
Perumahan : - ha
|
g.
Pekarangan : 93.40 ha
h.
Lapangan : - ha
i.
Kuburan : 0.92
ha
j.
Tanah bengkok / Pecatu : - ha
k.
Parasarana Umum Lainnya : 26.83 ha
|
1.1.4.2.2
Kondisi
wilayah Desa Mambalan :
a.
Batas
Desa :
F Sebelah Utara :
Desa Jeringo dan Gelangsar
F Sebelah Selatan :
Desa Kekeri
F Sebelah Barat :
Desa Dopang dan Desa Ranjok
F
Sebelah Timur :
Desa Penimbung dan Desa Mekarsari
b.
Nama
Dusun dan Jumlah RT se-Desa Mambalan
No.
|
Nama Dusun
|
Jumlah RT
|
Keterangan
|
1.
|
Mambalan
|
6
|
|
2.
|
Lilir Barat
|
3
|
|
3.
|
Buwuh
|
-
|
|
4.
|
Batu Riti
|
-
|
|
Jumlah
|
9
|
|
c.
Orbitasi :
Desa Mambalan berada di sebelah timur
kota kecamatan dengan jarak tempuh dari kota kecamatan 3,0 km, jarak dari kota
kabupaten 28,0 km dan jarak dari kota propinsi 3,5 km.
d.
Iklim
:
Kondisi
iklim Desa Mambalan mempunyai curah hujan 2.000 – 2.500
mm/tahun dengan suhu rata-rata 29-31 Co dan berada di 50 - 200 mdl
(di antara 50 – 200 meter dari permukaan air laut) dengan bentang wilayah posisi datar & berbukit.
1.1.4.3
Kondisi
Demografis
1.1.4.3.1
Keadaan Penduduk berdasarkan kelompok umur per
Desember 2011
No.
|
Kelompok Umur
(Tahun)
|
Laki-laki
(Jiwa)
|
Prempuan
(Jiwa)
|
Jumlah
(Jiwa)
|
1.
|
0 < 1
|
32
|
22
|
54
|
2.
|
1 > 5
|
131
|
138
|
269
|
3.
|
6 – 12
|
185
|
196
|
381
|
4.
|
13 – 18
|
162
|
119
|
331
|
5.
|
19 – 56
|
695
|
769
|
1414
|
6.
|
57 – 75
|
159
|
158
|
317
|
7.
|
75 keatas
|
3
|
5
|
8
|
Jumlah
|
1367
|
1407
|
2774
|
1.1.4.3.2
Keadaan
Penduduk berdasarkan Pemeluk Agama per Desember 2011
No.
|
Agama
|
Laki-laki
(Orang)
|
Prempuan
(Orang)
|
Jumlah
(Orang)
|
1.
|
Islam
|
1.121
|
1.225
|
2.346
|
2.
|
Kristen
|
7
|
3
|
10
|
3.
|
Katholik
|
2
|
2
|
4
|
4.
|
Hindu
|
201
|
213
|
414
|
Jumlah
|
1.331
|
1.443
|
2.774
|
1.1.4.3.3
Keadaan
Penduduk berdasarkan Pendidikan per Desember 2011
No.
|
Jenis
Pendidikan
|
Laki-laki
(Orang)
|
Prempuan
(Orang)
|
Jumlah
(Orang)
|
1.
|
Belum Sekolah
|
58
|
66
|
124
|
2.
|
Tidak Sekolah
|
146
|
140
|
284
|
3.
|
TK / Play
Grup
|
21
|
17
|
38
|
4.
|
Belum Tamat
SD
|
346
|
190
|
396
|
5.
|
Tidak Tamat
SD
|
415
|
367
|
782
|
6.
|
Tamat SD
|
313
|
295
|
607
|
7.
|
Tamat SLTP
|
143
|
118
|
261
|
8.
|
Tamat SLTA
|
124
|
101
|
225
|
9.
|
Tamat
Akademi/Diploma
|
8
|
14
|
22
|
10.
|
Sarjana
keatas
|
17
|
15
|
35
|
Jumlah
|
1591
|
1183
|
2774
|
1.1.4.3.4
Keadaan
Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian per Desember 2011
No.
|
Jenis
Pekerjaan
|
Laki-laki
(Orang)
|
Prempuan
(Orang)
|
Jumlah
(Orang)
|
1.
|
Petani
|
70
|
9
|
79
|
2.
|
Buruh tani
|
26
|
69
|
95
|
3.
|
Pegawai
Negeri Sipil
|
28
|
20
|
48
|
4.
|
Pengrajin
industri rumah tangga
|
-
|
12
|
12
|
5.
|
Pedagang
kecil
|
47
|
74
|
121
|
6.
|
Pedagang
keliling
|
-
|
4
|
4
|
7.
|
Peternak
|
67
|
2
|
69
|
8.
|
Montir
|
4
|
-
|
4
|
9.
|
Bidan swasta
|
-
|
1
|
1
|
10.
|
Perawat
swasta
|
-
|
1
|
1
|
11.
|
Pembantu
rumah tangga
|
-
|
5
|
5
|
12.
|
TNI
|
7
|
-
|
7
|
13.
|
POLRI
|
3
|
-
|
3
|
14.
|
Pensiunan
PNS/TNI/POLRI
|
5
|
1
|
6
|
15.
|
Pengusaha
kecil dan menengah
|
-
|
1
|
1
|
16.
|
Pengacara
|
2
|
-
|
2
|
17.
|
Dukun Kampung
Terlatih
|
-
|
4
|
4
|
18.
|
Jasa
Pengobatan alternative
|
-
|
1
|
1
|
19.
|
Karyawan
perusahaan swasta
|
8
|
42
|
50
|
20.
|
Tukang
Bangunan
|
35
|
-
|
35
|
21.
|
Buruh Harian
Lepas
|
281
|
180
|
461
|
22.
|
Sopir
|
44
|
-
|
42
|
23.
|
Ojek
|
6
|
1
|
7
|
24.
|
TKI
|
38
|
17
|
55
|
Jumlah
|
671
|
442
|
1113
|
1.1.4.4
Sosial
Kependudukan
Perubahan penduduk
dikarenakan peristiwa sosial kependudukan di Desa Mambalan sejak bulan Januari
sampai Desember 2011 tercatat sebagai berikut :
No.
|
Bulan
|
Lahir
|
Datang
|
Pindah
|
Mati
|
Nikah
|
1.
|
Januari
|
4
|
2
|
8
|
1
|
8
|
2.
|
Februari
|
13
|
2
|
9
|
1
|
1
|
3.
|
Maret
|
5
|
-
|
-
|
|
5
|
4.
|
April
|
3
|
2
|
3
|
1
|
5
|
5.
|
M e i
|
-
|
3
|
1
|
1
|
4
|
6.
|
J u n i
|
9
|
1
|
3
|
-
|
3
|
7.
|
J u l i
|
2
|
3
|
-
|
2
|
-
|
8.
|
Agustus
|
9
|
-
|
2
|
3
|
1
|
9.
|
September
|
10
|
1
|
4
|
-
|
5
|
10.
|
Oktober
|
5
|
5
|
4
|
1
|
7
|
11.
|
Nopember
|
1
|
5
|
2
|
1
|
4
|
12.
|
Desember
|
-
|
2
|
3
|
1
|
6
|
Jumlah
|
61
|
26
|
37
|
12
|
49
|
1.2.
KELEMBAGAAN
DESA
Lembaga Desa yang ada di Desa Mambalan baik lembaga formal maupun
informal sudah dapat berfungsi sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun
kegiatan dari masing-masing lembaga tersebut tetap diarahkan oleh Pemerintah
Desa sesuai dengan fungsinya sebagai mitra kerja.
Sedangkan Lembaga Desa yang ada di Desa Mambalan adalah sbb:
1.
BPD
(sudah berjalan dengan baik) dengan Kepengurusan periode 2011 s/d 2016 sbb:
- Ketua BPD : Datu
Putrawati
- Wakil Ketua : Made Kedep
- Sekretaris : Lalu
Sabarudin
- Anggota : 1. Hilmiah, 2. Lalu Hadi Irawan,
3. Mujitahid, 4. Raden Agusmanto
2.
LPM
telah dilakukan reorganisasi dengan periode 2011 sampai dengan 2015
Dan dengan
kepengurusan sbb :
- Ketua : H.Dau
Agus Parlan
- Sekretaris : Lalu
Akyar Rasidi
- Bendahara : Made Wirna
- Seksi-seksi :
a.
Seksi
Agama : 1. Sopyan Hadi
b.
Seksi
Pendidikan, Seni dan Budaya : 1. Satria Iwandi.
c.
Seksi
Lingkungan Hidup : 1. Raden Mulawarman
d.
Seksi
Pembangunan : 1. Lau Judni
e.
Seksi
Pemuda & Olah Raga : 1. Dedi Purnawirawan.
3.
TP
PKK (sudah berjalan dengan cukup baik) Kepengurusan Tim Pengerak PKK sbb :
- Ketua : Hajjah
Baiq Munawarah
- Wakil Ketua I : Denda
Suharniwati
- Wakil Ketua II : Baiq
Istiqamah
- Wakil Ketua III : Baiq
Marhaeni S.Pdi
- Sekretaris I : Padmi
Anida
- Sekretaris II : Hilmiah
- Bendahara I : Fazilah
- Bendahara II : Nurdiana
- Kelompok Kerja :
F Pokja I :
- Ketua :
- Sekretaris : Baiq Nurjati
- Anggota : 1. B. Sri Latifah 2.B.Hadijah 3. B.
Haerani
|
F Pokja III :
- Ketua : Sripa Hana
- Sekretaris : Denda Suharniwati
- Anggota : 1. B. Munaeni, 2. B.Marnah 3. Juhaeriah
4. Hermawati.
|
F Pokja II :
- Ketua : Roro Atyasa E.W.SS.
- Sekretaris : Juni Ramdiatun
- Anggota : 1. Asmaul Husna,
2. B. Halimatussakdiyah. 3. Paizah 4.
Suciana, 5. B.Ratna Dewi
|
F Pokja IV :
- Ketua : Ida Setiawati
- Sekretaris : Nurul
- Anggota : 1. Eliani, 2. Isya Indriani. 3.
Rusmiati. 4. Soharniwati 5. Niluh Intarini
|
4.
Linmas
(sudah berjalan cukup baik) dengan kepengurusan sbb :
F Danton : lalu Ahmad
Yudni
F Danru I : Lalu Muhaimi
F Danru II : Lalu Sadri
F Danru III : Lalu Zaedun
F Danru IV : Istar
5.
PNPM-Mandiri
Tingkat Desa Mambalan (sudah berjalan cukup baik) dengan kepengurusan sbb :
F Ketua TPK : H. Datu Agus
Parlan
F Sekretaris : Dedi Purnawiran
F Berdahara : Lalu Akhyar
S.Pdi
6.
Karang
Taruna (sementara vacum kegiatan di tingkat Desa) lembaga ini sudah mulai
dirintis kembali kebangkitanyan karena kegiatan di dusun justru masih eksis.
7.
UED
– SP ( Usaha Ekonomi Desa – Simpan Pinjam / Badan Usaha Milik Desa (“Ngiring
Bareng“)
Lembaga keuangan ini terbentuk sudah
lama dan sudah berperan aktif ikut memajukan perekonomian masyarakat Desa
Mambalan dengan susunan organisasi sebagai berikut :
F Ketua : RR Atyasa
Esti Wuryani,SS.
F Sekretaris : Seripa Hana
F Bendahara : Denda Seniati
B. HASIL PENELITIAN
1. Data Hasil Wawancara
a.
Penerapan
RME (Realistic Mathematics Educations) pada aplikasi Quantum GIS (Geographic
Information System) dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata
pelajaran matematika.
Sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan melalui metode wawancara pada point (a) ini dari responden yakni
tutor atau guru daripada bimbingan belajar pada remaja dusun Mambalan yang
tergabung dalam Forum Silaturrahmi Pemuda Mambalan (FSPM) ini bahwa penerapan daripada RME (Realistic Mathematics Educations) sebagai cara yang
tepat dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata pelajaran
matematika. Sebab sebagaimana pengertian dari RME (Realistic Mathematics
Educations) itu sendiri adalah mempelajari matematika dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan yang nyata, dalam
hal ini dilakukan melalui aplikasi program Quantum GIS (Geographic
Information System).
Dalam hal ini responden
mengungkapkan bahwa penerapan RME (Realistic Mathematics Educations)
pada remaja seperti ini sangat efektif. Efektif dalam kamus bahasa indoneisa
memiliki arti manjur dan mujarab sehingga dalam tindakannya dapat mengahsilkan
sesuatu yang berguna dan tentu dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata
pelajaran matematikanya. Karena sebagaimana yang kita ketahui selama ini bahwa
matematika itu banyak sekali variabel-variabel yang tidak berguna dan bahkan
tidak jelas pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seperti
variabel X dan Y.[58]
Sejauh ini kita telah sama-sama
mempelajari ilmu matematika secara seksama dan menyeluruh dari tingkat sekolah
dasar (SD) sampai keperguruan tinggipun (PT) yang namanya ilmu matematika masih tetap
dipelajari, dan bahkan matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
diikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Akan tetapi sedikit dari matematika itu
bisa diimplementasikan dalam kehidupan nyata dan secara menyeluruh
penyelesaiannya harus dengan rumus-rumus, sehingga secara langsung hal tersebut
memberikan efek yang kurang baik kepada remaja yang kemudian menyebabkan
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran matematika ini menjadi menurun. Dan alhasil nilai matematika merekapun ikut
menurun.
Akan tetapi berbeda halnya ketika matematika
itu disampaikan secara realistic dalam kehidupan nyata, tentu dengan
mengapliaksikan secara langsung materi yang dipelajari tersebut dalam kehdiupan
sehari-hari tidak hanya memberikan materi atau teori belaka saja seperti yang
dilakukan oleh tutor atau guru disekolah. Karena pada dasarnya kita mengemban
ilmu disekolah itu semata-mata untuk kita terapkan dalam lingkungan hidup kita
tidak hanya menumpuk di dalam otak kita dan tidak bisa kita terapkan sama
sekali. Tentu saja itu bukan tujuan pembelajaran yang positif untuk remaja.
Adapun matematika itu tidak semuanya bisa
diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dari beberapa
materi matematika yang secra langsung bersentuhan dengan kehidupan nyata
seperti skala, titik koordinat, operasi hitung, dan yang lainnya itu bisa
dijadikan contoh dalam menerapkan RME (Realistic
Mathematics Educations) sebagai cara yang efektif dalam menarik minat dan
motivasi belajat remaja pada mata pelajaran matematika. sebab, secara langsung
penerapannya dalam lingkungan hidup remaja di dusun maupun desa dan bahkan
dilingkup yang lebih besarpun akan memberikan efek yang positif terhadap remaja
itu sendiri dan masyarakat secara umumnya mengenai mata pelajaran matematika,
sehingga secara otomatis motivasi belajar mereka akan jauh lebih meningkat
karena tujuan pembelajaran matematika bisa dipelajari materi atau ilmunya
secara menyeluruh dan kemudian diketahui perannya dalam kehidupan nyata.
Sehingga, tentu melalui penerapan RME (Realistic
Mathematics Educations) ini juga akan mengurangi paradigma masyarakat mengenai mata pelajaran
matematika bahwa sebagian besar konsep atau materinya tidak berguna dalam
kehdiuapn sehari-hari, serta tanggapan dari remaja tentang mata pelajaran
matematika itu sulit, memusingkan dan sebagainya yang negatif itu bisa berubah
menjadi mudah, dan senang mempelajari matematika.
b.
Kendala-kendala
dalam menjalankan program pendidikan
pada remaja dusun Mambalan
Adapun
kendala-kendala yang dihadapi selama menjalankan program pendidikan kepada remaja
dusun Mambalan, ada dua faktor yakni faktor internal yakni yang terkait dengan
kepribadian dari remaja itu sendiri antara lain masih banyak remaja yang sulit
diatur dan kurang disiplin terhadap peraturan yang berlaku serta minat dan
motivasi dari remaja yang masih minim. Dan faktor eksternal yakni yang terkait
dengan lingkungan luar pribadinya seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat
dusun Mambalan.
Dalm hal ini
faktor internal menjadi kendala utama terhambatnya proses kegiatan belajar
mengajar. Sebab program pendidikan yang dijalankan oleh organisasi FSPM ini
bersifat non-formal sehingga secara langsung memberikan efek kepada
remaja sendiri memberikan perlakuan-perlakuan yang bebas karena tentu tidak
akan berpengaruh terhadap nilai raport disekolahnya apabila terjadi kesalahan
dan penurunan nilai. Selain itu minat dan motivasi belajar para remaja juga
terkadang bisa naik turun sesuai kemauan dari mereka secara pribadi. karena
sebagaimana dikatakan bahwa “Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.[59]
Sehingga dalam peningkatan motivasi belajar remaja tersebut sangat berhubungan
erat dengan diri pribadinya.
Namun minat dan
motivasi belajar remaja tersebut tidak hanya datang pada diri pribadinya
sebagaimana penelitian yang telah dilakukan bahwa penyajian serta pelayanan dan
kelengkapan administrasi ruang belajar dan sarana belajarpun menjadi hal yang utama dalam memotivasi
belajar remaja di dusun Mambalan. Sebeb selam ini remaja di dusun Mambalan
menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan sarana dan prasarana yang masih
minim. Karena sebagian besar yang digunakan adalah sarana dan prasarana
masyarakat desa Mambalan pada umumnya dan dusun Mambalan pada khususnya. [60]
Selain itu,
faktor eksternal juga menjadi kendala yang cukup menghambat kegiatan belajar
mengajar. Sebab daya dukung dari pihak masyarakat di dusun Mambalan menjadi
motivasi yang kuat bagi remaja dalam menjalankan kemauan dan kreatifitasnya
diranah publik, karena pada dasarnya remaja akan kembali berbaur dengan
masyarakat dusun Mambalan dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga tentu daya
dukung dan masyarakat sangatlah menjadi kunci bagi remaja dalam melakukan dan
menjalankan program pendidikannya di lingkungan masyarakat desa Mambalan.
Namun kendala
inilah yang menjadi penghambat bagi kaum remaja dalam menjalankan program
pendidikannya di lingkungan masyarakat. Sebab daya dukung dan apresiasi
(penghargaan) dari pihak masyarakat dusun Mambalan sangatlah minim dan bahkan
jauh dari yang diharapkan oleh remaja. Padahal jika dikaji dari program
pendidikan yang dijalankan oleh remaja tersebut sangatlah bernilai positif dan
memberikan efek yang positif juga bagi masyarakat seluruhnya akan tetapi entah
apa yang menjadi pola pikir sebagian dari masyakarat dusun Mambalan terhadap
remaja. Sehingga berdasarkan hal itu tentu minat dan motivasi remaja untuk
belajar dan menjalankan program pendidikan yang ada menjadi berkurang dan
sangat menghambat proses belajar mengajar kedepannya. Sebagaimana harapan untuk
anak-anak yang terdidik seperti disampaikan oleh Hilton yakni seseorang yang
terdidik haruslah mempunyai pemahaman yang cukup mengenai matematika dan sains,
baik aspek murni maupun terapannya. Jika ia, misalnya mempunyai apresiasi
terhadap komputer dan perannya dalam masyarakat sekarang dan masa yang akan
datang, maka sebagai orang terdidika mesti mempunyai apresiasi terhadap bagian
dari sains, teknologi, logika, dan matematika yang terkait.[61]
c.
Upaya-upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada remaja dusun Mambalan
Ada beberapa
upaya yang telah dilakukan oleh tutor atau guru dalam meningkatkan motivasi
belajar pada remaja dusun Mambalan seperti penggalangan dana dalam melengkapi
sarana dan prasarana belajar remaja dusun Mambalan, kemudian melakukan
pendekatan personal kepada para remaja yang belum tersentuh hatinya untuknya
belajar dan juga melakukan pendekatan kepada masyarakat dusun Mambalan dengan
menyampaikan bahwa kegiatan belajar ini penting karena apa yang dipelajari ini
bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara individu maupun
secara berkelompok dalam kehidpan bermasyarakat.[62]
Adapun upaya
yang lain dilakukan oleh tutor atau guru sebaya dalam meningkatkan minat dan
motivasi belajar remaja adalah dengan cara memberikan stimulasi dan penghargaan
kepada remaja yang berperstasi seperti pemberian hadiah kepada remaja aktif
dalam kegiatan belajar, memberikan semangat berupa gerakan penyemangat seperti
tepuk tangan dan pujian kepada remaja. Pemberian penghargaan inipun dilakukan
sesuai dengan gaya remaja, agar terkesan menarik dan masukdalam dunia remaja
dilingkungan sekitar. Sehingga tidak bersifat mengatur atau mengekang remaja
itu sendiri untuk ikut serta dan aktif dalam kegiatan belajar yang dilakukan
dan secara langsung akan memberikan efek pada peningkatan motivasi belajar
remaja menuju yang lebih baik.
Upaya-upaya
tersebut tentu tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dan
peran serta dari remaja dan masyarakat dusun Mambalan. Artinya upaya kerjasama
juga dilakukan agar tercipta suasana belajar yang harmonis antar remaja
dengan masyarakat. Selain itu kerjasama
juga dilakukan antar kaum remaja diluar dusun Mambalan, dalam hal ini kerjasama
dengan organisasi remaja di desa tetangga seperti desa Kekeri, desa Ranjok,
desa Dasan Sari, desa Jeringo, desa Gelangsar dan lainnya untuk menciptakan
jaringan program pendidikan yang lebih luas kedepannya. Kerjasama ini dilakukan
anatr desa agar memberikan efek kepada masyarakat dusun Mambalan sendiri untuk
bisa memberikan dukungan sepenuhnya pada program pendidikan yang jalankan oleh
remaja dusun Mambalan, sehingga secara langsung akan memberikan peningkatan
motivasi kepada remaja secara khususnya dan bahkan kepada masyarakat secara
umum. Dan dengan adanya peningkatan motivasi seperti ini tentu akan memberikan
sumbangsi kepada pemerintah dalam bidang pendidikan, baik pendidikan yang
formal maupun yang non-formal.
2. Data Hasil Kuesioner
Adapun data atau rekapan hasil pengisian
kuesioner yang dilakukan oleh responden dengan jumlah sampel 28 orang dari
populasi yang ada pada remaja dusun Mambalan, yakni sebagai berikut:
Tabel 1: Frekuensi jawaban remaja mengenai
cara memotivasi belajar (n = 28)
Pernyataan yang diungkapkan
|
fo
|
%
|
R
|
fe
|
![]() |
1. kegiatan belajar mengajar sebaiknya
a.
langsung belajar
b.
menyampaikan tujuan pembelajaran
c.
menerima semua yang diberikan
|
2
26
-
|
7,14
92,85
-
|
2
1
3
|
9,33
9,339,33
|
5,76
29,78
9,33
|
|
![]() |
||||
2. cara meningkatkan motivasi belajar
a.
Remaja
memberikan stimulasi terhadap dirinya sendiri
b.
Guru
atau tutor memberikan stimulasi kepada remaja
c.
Tidak
ada stimulasi yang diberikan kepada remaja
|
6
21
1
|
21,42
75
3,57
|
2
1
3
|
9,33
9,33
9,33
|
1,19
14,59
7,43
|
|
![]() |
||||
3. cara menarik motivasi belajar pada
Aplikasi
Quantum GIS
a.
Guru memberikan nilai yang tinggi
b.
Guru memberikan hadiah
c.
Guru memberikan pujian
|
5
17
6
|
17,85
60,71
21,42
|
3
1
2
|
9,33
9,339,33
|
2,00
6,30
1,18
|
|
![]() |
||||
4. penerapan RME (Realistic Mathematics
Educations) dikelas
a.
Membayangkan apliaksi secara nyata
b.
Melihat aplikasi secara nyata
c.
Melihat dan menerapkan aplikasi secara nyata
|
3
6
19
|
10,71
21,42
67,85
|
3
2
1
|
9,33
9,339,33
|
4,29
1,19
10,02
|
|
![]() |
Keterangan :
-
fo : hasil pengamatan atau jawaban nyata
-
fe : frekuensi jawaban yang diharapkan
-
R : peringkat jawaban
-
: harga khi kuadrat

-
= 5, 99 ( harga khi kuadrat dalam tabel )

-
Tingkat kepercayaan 0,05 (5 %)
-
Derajat kebebasan 3-1 =2
Sesuai dengan hasil analisis data pada tabel 1
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dikelas khususnya mata pelajaran matematika haruslah didahului dengan
penyampaian tujuan pembelajaran secara jelas sehingga materi yang disampaikan
tidak hanya menjadi rekaman semata oleh peserta didik yang hanya diputar
dikemudian hari pada saat semester atau ulangan harian. Begitupun halnya dalam
pemberian stimulus sebagaimana yang telah dipaparkan dalam tabel hasil
penelitian bahwa pemberian stimulus yang dapat meningkatkan motivasi belajar itu
berasal dari guru atau tutor. Dalam hal mearik minat dan motivasi belajar
remaja dusun Mambalan sebagaimana yang telah tertera pada tabel 1 diatas memang
membutuhkan sebuah pemberian penghargaan yakni berupa pemberian hadiah kepada
remaja yang berprestasi dalam mengaplikasikan program Quantum GIS (Geographic Information System) sebagai bentuk
penerapan secara riil dari RME (Realistic
Mathematics Educations) yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Dan untuk
penerepan RME (Realistic
Mathematics Educations) dikelas dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan melalui pendekatan
RME (Realistic
Mathematics Educations) tersebut memang harus diperlihatkan dan secara langsung diterapkan secara
nyata apa yang menjadi contoh riil dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan motivasi belajar remaja dalam setiap program pendidikan. Dan
selanjutnya akan dipaparkan mengenai data hasil motivasi yang ungkapkan oleh
remaja pada kuesioner penelitian yakni sebagai berikut:
No.
|
Pernyataan
|
1.
|
Meyakinkan
diri dan teman bahwa matematika itu tidaklah sulit dan dapat diterima secara
kontekstual
|
2.
|
Malas membuat
ikhtisari atau resume pelajaran matematika
|
3.
|
Membeli atau
meminjam buku paket atau LKS atau buku khusus tentang matematika di toko buku
atau di perpustakaan
|
4.
|
Menerapkan
pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations) untuk beberapa materi matematika yang telah
diperoleh dibangku sekolah atau di luar sekolah/bimbel
|
5.
|
Merasa pusing
dan enggan ketika mengaplikasikan materi matematika dalam kehidupan
sehari-hari
|
6.
|
Mengoperasikan
program Quantum GIS (Geographic Information System) sebagai aplikasi
dari RME (Realistic Mathematics Educations)
|
7.
|
Bertanya
kepada guru atau tutor bila tidak mengerti
|
8.
|
Diskusi
dengan teman-teman di luar jam pelajaran atau belajar kelompok dirumah
|
9.
|
Aktif dalam
setiap kegiatan bimbel di desa yang diselenggarakan oleh komunitas remaja
FSPM
|
10.
|
Menjadi tutor
sebaya untuk anak-anak usia sekolah pada mata pelajaran matematika
|
11.
|
Berkunjung
dan belajar di perpustakaan untuk membahas mata pelajaran matematika
|
12.
|
Latihan
mengerjakan soal-soal matematika yang dibuat sendiri
|
13.
|
Menemukan
sendiri penerapan matematika melalui program
Quantum GIS (Geographic Information System)
|
14.
|
Kurang
memperhatikan penjelasan guru atau tutor ketika belajar matematika
|
15.
|
Merasa bosan
atau jenuh ketika materi matematika yang disampaikan tidak dapat
dikontekstualkan.
|
Adapun data yang dihasilkan dari hasil
motivasi belajar yang dilakuakn oleh remaja berdasarkan pada pernyataan pada
tabel diatas akan dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 2 : Persentase hasil motivasi belajar (n
= 28)
Nomor Poin pernyataan
|
Persentase
|
Keterangan
|
6 dan 7
|
76 % - 100 %
|
Baik
|
1,4,8,10,12 dan 13
|
56% - 75 %
|
Cukup Baik
|
2,3,9,11,14 dan 15
|
40 % - 55 %
|
Kurang Baik
|
5
|
< 40 %
|
Tidak Baik
|
Berdasarkan hasil motivasi belajar remaja
dalam peningkatan motivasi belajar yang diharapkan akan semakin meningkat dan
lebih baik melalui pendekatan RME
(Realistic Mathematics Educations) yang dilakuakan. Dalam hal ini
sesuai dengan hasil yang telah dipaparkan pada tabel 2 diatas maka dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasilnya cukup baik dan kurang baik. Namun jika
dibandingkan antara baik dan tidak baiknya maka dapat dilihat bahwa hasil dari
motivasi belajarnya adalah baik, sebab sebagian besar persentase yang
dihasilkan adalah dominan menuju angka persentase yang lebih tinggi yakni baik.
Hasil analisis data tersebut juga
dapat digambarkan melalui sebuah bagan untuk mempermudah hasil analisis yang
diperoleh, berikut adalah hasil analisis persentase hasil motivasi belajar
remaja dusun Mambalan dalam bentuk diagram batang:

Berdasarkan hasil persentase dengan bagan
disesuaikan dengan hasil penelitian mengenai hasil motivasi yang dilakukan oleh
remaja dusun Mambalan memang jelas terlihat bahwa benar untuk pernyataan poin
nomor 6 dan 7 menunjukkan nilai persentase yang tinggi sehingga dapat
dikategorikan baik, begitupun untuk pernyataan yang lainnya sesuai dengan nilai
persenatse yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan kurang baik.
Namun, jika dilihat lebih rinci lagi mengenai keterangan yang dihasilkan yakni
sering, kadang-kadang dan tidak pernah, ternyata sebagian besar responden
memilih jawaban yang kadang-kadang sehingga dalam interpretasi peneliti
menyimpulkan bahwa hasil motivasi remaja dalam belajar adalah cukup baik.
3. Hasil Observasi ( pengamatan )
Dari hasil observasi yang peneliti temukan di kelas yakni ketika proses pelaksanaan penerapan RME pada aplikasi program oleh tutor
sebagian besar remaja antusias memperhatikan penjelasannya sebab sebagaimana
hasil observasi peneliti bahwa dari salah satu remaja putri mengungkapkan bahwa aplikasi program tersebut
sangat menarik untuk dipelajari karena baru kali ini kami mendapatkannya.hal
ini tentu saja menjadi poin penting bagi peneliti karena secara langsung
suasana belajar menjadi aktif dan komunikatif antar remaja dengan tutornya.
Selain itu, remaja juga ikut serta dalam mengeluarkan pendapat serta
mengajukkan beberapa pertanyaan terkait dengan aplikasi yang dijelaskan. Adapun
pertanyaan yang diajukkan ketika itu adalah “Bagaimana cara mengaplikasikan
program dikomputer atau laptop kami?” dengan tegas tutor menjelaskan bahwa
aplikais program ini akan beroperasi di dalam komputer kita masing-maisng jika
sudah terinstal dengan lengkap. Dan adapun proses penginstalannya sangat mudah
dan aplikasi program ini dapat diambil secara gratis di media internet tanpa
ada pembayarannya seperti program-program lainnya.
Sejalan dengan
mengobservasi kegiatan belajar mengajar dikelas peneliti memperhatikan keadaan
dan suasana kelas, ketika itu suasananya sedikit ramai sebab teman-teman remaja
berdiskusi tentang pengoperasian dari apliaksi program yang diberikan. Dan ada
juga yang memperaktikkannya secara langsung didepan kelas yang kemudian
diperhatikan oleh teman-teman remaja lainnya. Karena kegiatan belajar mengajar
ini sifatnya tidak formal maka remaja bebas bertanya tanpa ada ketegangan dan
ketakutan pada tutornya sebagaimana biasanya yang terjadi disekolah-sekolah
yang sifat belajarnya formal mejadikan anak didiknya ketakutan dan sedikit
berpartisipasi dalam belajar.
C. PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis Data Wawancara Dan Kuesioner
1.1. Hasil Analisis Wawancara
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan
kuesioner sebagaiamana yang telah dipaparkan sbelumnya menunjukkan hasil
analisis yang sesuai dengan prosedur penelitian seperti yang dipaparkan pada
kerangka teoritik sebelumnya. Misalnya dalam pengolahan data wawancara yakni
peneliti disini hanya memberikan komentar dan penjelasan lengkap mengenai apa
yang telah ditemukan dari rsponden terkait dengan pertanyaan yang diajukkan
kepada responden, bahwa mengenai penerapan RME (Realistic Mathematics Educations), kendala-kendala serta upaya-upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar remaja dusun Mambalan
jelas disampaikan secara rinci oleh responden yakni Raden Mulawarman, S.Pd.
jawaban daripada wawancara tersebut sangat berhubungan dengan apa yang
ditemukan oleh peneliti pada data haisl kuesioner yang telah direkap seperti
pada tabel 1 dan 2. Dimana hubungan antara tutor atau guru dengan remaja
sebagai peserta didik memberikan hasil jawaban yang singkron dalam melihat
morivasi belajar. Misalnya disini terkait dengan penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) itu sendiri bahwa tutor berpendapat bahwa RME (Realistic Mathematics Educations) sangatlah efektif sehingga dapat memberikan hasil belajar
yang maksimal hal ini dikuatkan oleh responden lainnya dalam pengisian data
kuesioner bahwa penerapan RME
(Realistic Mathematics Educations) dapat meningkatkan motivasi belajar remaja. Hal ini juga
dapat dilihat dari hasil motivasi yang dilakukan oleh remaja terkait dengan
penerapan aplikasi program Quantum
GIS (Geographic Information System) sebagai bentuk penerapan secara riil
dari RME (Realistic Mathematics Educations) menunjukkan angka persentase yang tinggi atau
bernilai baik.
Adapun hasil yang diperoleh dari wawancara
dengan mulawarman tersebut menunjukkan kesesuaian dengan kerangka teoritik yang
ada pada BAB II bahwa penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) yang dikatakan efektif tersebut sesuai dengan
langkah-langkah dalam penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) itu sendiri yakni :
a.
Memotivasi
siswa (memfokuskan perhatian siswa)
b.
Mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
c.
Memulai
pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan
pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam
pelajaran secara bermakna.[63]
1.2. Hasil Analisis Kuesioner
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya
mengenai hasil analisis yang diperoleh oleh peneliti dalam mengolah data hasil kuesioner,
maka dapat dibenarkan haisl analisis tersebut karena peroses analisis yang
digunakan sesuai dengan teori pada kerangka teoritik pada BAB II dan tahap
analisis data pada BAB III. Adapun proses analisis yang digunakan tersebut
adalah dengan menggunakan khi kuadrat. Tahap awal analisis data hasil kuesioner
tersebut adalah dnegan merekap jawaban responden terkait dengan pilihan dan
harapan dari responden. Kemudian setelah rekapan selesai maka akan ditemukan
frekuensi jawaban responden yang berebeda-beda sesuai dengan hasil temuan dari
penelitian. Setelah itu peneliti mencari persentase dari frekuensi jawaban
responden tersebut yang kemudian direngkingkan sesuai dengan peringkat
tertinggi dan peringkat terendah dari frekuenis jawaban responden dalam hal ini
peringkat jawaban responden di berikan simbol R.
Sesuai dengan penggunaan khi kuadrat dalam
analisis data yang dicari adalah perbedaan yang berarti di antara frekuensi
hasil pengamatan atau jawaban nyata (fo) dari responden dengan frekuensi
jawaban yang diharapkan (fe). Jika ada perbedaan pada harga khi kuadrat yang
dihasilkan dengan harga khi kuadrat dalam tabel, artinya jawaban tersebut
betul-betul adanya, bukan karena faktor kebetulan. Sebagaimana hasil yang telah
diperoleh terdapat perbedaan yang jelas antara harga khi kuadrat dari jawaban
responden dengan harga khi kudarat dalam tabel. Adapun hasil yang
diperoleh untuk tiap-tiap point yakni sebagai berikut:
1. 

2. 

3. 

4. 

Jika dilihat hasil
analisis data tersebut diatas maka jelas tampak bahwa harga khi kuadrat yang
dihasilkan menunjukkan hasil yang lebih besar dibanding dengan harga khi
kuadrat dalam tabel yakni 5,99. Sehingga secara jelas dengan adanya perbedaan
itu menjadi cukup berarti dalam interpretasi yang menyatakan bahwa cara untuk
memotivasi belajar melalui pendekatan RME (Realistic
Mathematics Educations) pada aplikasi program Quantum GIS (Geographic
Information System) menjadi kesimpulan yang sah dari data tersebut.
Dan untuk diketaui bahwa
dalam peroses analisis data tersebut peneliti menggunakan tingkat kepercayaan atau
biasa disebut dengan taraf kesalahan yakni 5% (0,05) dengan derajat kebebasan
atau dk adalah 2. Penggunakan taraf kesalahan 5% tersebut berdasarkan pada:
tabel 3.1 dalam penentuan jumlah sampel dari populasi tetentu dengan taraf
kesalahan 1%,5% dan 10%. Dimana dikatakan bahwa makin besar taraf kesalahan,
maka akan semakin kecil ukuran sampel. [64]
Hal ini disesuikan dengan
jumlah sampel yang digunakan yakni 28 orang yang jika diurutkan dengan jumlah
sampel yang demikian maka akan bertemu pada taraf kesalahan 5% (0,05) sesuai
dengan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, adapun penggunaan
derajat kebebasan atau dk yakni 2 tidak semata-mata digunakan begitu saja untuk
mendapatkan hasil yang maksimal melainkan disesuaikan dengan jumlah option dari
kuesioenr yang dibuat yakni 3-1 maka diperoleh dk=2, penguranagn dengan angka 1
tersebut diatas juga berdasarkan rumus dari pencarian derajat kebebsana itu
sendiri. Sehingga dalam analisis data hasil tersebut seperti yang dipaparkan
sebelumnya itu memang benar-benar disesuaikan dengan standar dan ketentuan dari
teori-teori yang ada sebelumnya. Sebagaiman frekuensi yang diharapkan (fe) juga
diperoleh dari hasil bagi antara jumlah responden dengan option yang ada yakni
dengan rumus:
, n adalah
banyaknya remaja yang mejawab pertanyaan dalam hal ini 28. Sehingga
.


Selanjutnya tahap
pemberian skor persentase untuk hasil jawaban dari responden juga dicari dengan
menggunakan rumus yang sudah ditentukan yakni
, dimana untuk simbol f merupakan frekuensi jawaban
responden, n adalah banyaknya responden yang menjawab dan 100 menunjukkan
tingkat persentase. Sehingga pada analsis data yang dihasilkan benar-benar
sesuai dengan persenatse 100%, hal ini dapat dibuktikan dengan penjumlahan
daripada ketiga option jawaban akan menghasilkan nilai 100%. Dan terakhir
adalah pencarian harga khi kuadrat dari jawaban responden, inipun dilakukan
sesuai dengan rumus atau ketentuan sebagaimana yang telah dipaparkan pada
metode penlitian pada BAB III sebelumnya yakni
. sehingga dengan
menggunakan rumus tersebut maka diperolehlah hasil analisis seperti yang sudah
dipaparkan sbelumnya. Adapun perbandingan hasil antara harga khi kuadrat dengan
harga khi kuadrat dalam tabel yakni 5,99 tidak semata-mata ditulis saja sesuai
keinginan peneliti akan tetapi disesuaikan juga dengan ketentuan yang baku
yakni pada tabel VI nilai-nilai chi kuadrat pada taraf signifikan 5% (0,05)
dengan dk 2 yang kemudian jika diurutkan maka akan bertemu pada nilai 5,99 dala
tabel.[65]
Sehingga hasil analisis data yang diperoleh benar-benar riil adanya bukan
kebetulan atau hasil rekayasa peneliti.


[58] Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang penerapan RME (Realistic
Mathematics Educations) pada aplikasi Quantum GIS (Geographic
Information System) dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata
pelajaran matematika. Dusun Mambalan Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013.
[59] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta:Rineka
Cipta,2002),h.114.
[60]Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang kendala-kendala
dalam menjalankan program pendidikan pada remaja dusun Mambalan. Dusun Mambalan
Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013.
[61] Winarno Surakhmad, Menggagas Pendidikan Rakyat (Bandung:
Alqiprint Jatinangor-Anggota IKAPI),h.186.
[62] Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang upaya-upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada remaja dusun Mambalan. Dusun
Mambalan Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013.
[63]http/www.ex.ac.uk/telematics/T3/Maths/acrarol.htm.
dalam skripsi Nurhasanah 2008/2009,IAIN Mataram,h.11.
[64] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : PT CV Alfabeta , 2008),h.71.
Luar byasa
BalasHapus