Kamis, 25 Desember 2014

Sejarah Desa Mambalan



BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A.    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1.1.   GAMBARAN UMUM DESA
1.1.1        Sejarah Asal usul Desa Mambalan (sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia)
Desa Mambalan diperkirakan telah ada sejak pertengahan tahun 1600 Masehi atau Tahun 1650-an. Pendiri Desa Mambalan atau orang pertama yang menjadi cikal bakal masyarakat Mambalan bernama Deneq Mas Permas Gingsiran, beliau adalah salah satu putra dari Deneq Mas Unda Putih Pejanggik dan beliau juga buyut dari Deneq Mas Putra Pengendeng Segara Katon Rembitan. Jadi nama Gingsiran berarti Geser atau bergeser / berpindah. Karena beliau diperintahkan oleh orang tuanya untuk mendirikan pusat pemerintahan sendiri di Mambalan, ini diperkirakan pada Tahun 1650-1672.
Selanjutnya kata Mambalan berasal dari kata Meambal - ambal yang berarti bersama - sama atau patuh - patuh, sehingga menurut tokoh-tokoh masyarakat dan orang tua - tua dahulu kata Mambalan ini sinonim dari kata Rembitan (Reme Bi Entan) reme bisa diartikan juga patuh - patuh.
Sebelum tahun 1800 Desa Mambalan ini masih memakai istilah Kedatuan Mambalan yang dipimpin oleh seorang Datu Menggung atau Tu Menggung. Baru pada tahun 1868 memakai istilah desa dan dusun -dusun memakai istilah dasan atau pedasanan.
Dusun pada waktu itu dipimpin oleh Pengelingsir / Keliang khusus untuk Dusun Mambalan dipimpin oleh pengelingsir, sedangkan dusun lain dipimpin oleh seorang keliang, dibawah keliang ada istilah Lang Lang yang bertugas untuk menjaga keamanan.
Kepala Desa atau pemusungan yang pertama bernama DATU CEMPA, Desa Mambalan pada waktu itu mencakup Desa Penimbung dengan 11 dusun/kampung yaitu :
1.      Kampung Gertok
2.      Kampung Lilir I
3.      Kampung Penimbung Timur
4.      Kampung Penimbung Barat
5.      Kampung Tunjang Polak
6.      Dusun Mambalan
7.      Dusun Jeringo
8.      Dusun Lilir II
9.      Dusun Dopang
10.  Dusun Ranjok
11.  Dusun Guntur Macan

dengan luas wilayah 2.524,2 Ha. Dan batas –batas sebagai berikut :
Utara                    : Hutan Tutuban / Hutan Lindung
Selatan                 : Kali Meninting ( Desa Kekeri & Desa Midang)
Timur                   : Kali Meninting ( Desa Dasan Geria )
Barat                    : Kali Ranjok / Seseret ( Desa Mambalan)
Bila dilihat dari letak geografis wilayah dengan batas - batas alam yang cukup strategis karena batas alam berupa kali merupakan benteng pertahanan, jelas Desa Mambalan pernah menjadi pusat pemerintahan yang istilah Mambalan disebut KEDATUAN.
1.1.2        Sejarah Desa Mambalan (setelah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia)
Tahun 1964 Desa Mambalan dimekarkan menjadi 2 desa yaitu desa Induk Mambalan dan Desa Penimbung dengan Luas wilayah : 900 Ha dan 6 Dusun / kampung menjadi wilayah Desa induk yaitu :
1.            Dusun Mambalan
2.            Dusun Jeringo
3.            Dusun Lilir II
4.          Dusun Dopang
5.          Dusun Ranjok
6.          Dusun Guntur Macan
Desa Mambalan pada tahun 2001 dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan Desa Dopang. Luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan sampai dengan saat ini adalah 731,9 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara            : Hutan Lindung/Kecamatan Pemenang
F Sebelah Timur            : Desa Penimbung & Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan         : Desa Kekeri
F Sebelah Barat                        : Desa Dopang
Dengan 3 Dusun menjadi wilayah Desa Induk Mambalan:
1.Dusun Mambalan
2.           Dusun Jeringo
3.         Dusun Lilir II
Dan sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 ketiga dusun tersebut telah telah dimekarkan menjadi 12 dusun :
Dusun Mambalan dimekarkan menjadi 3 dusun yaitu :
1. Dusun Mambalan
2. Dusun Buwuh
3.      Dusun Baturiti
Dusun Jeringo dimekarkan menjadi 7 dusun yaitu :
1.Dusun Gelangsar
2.Dusun Songoran
3.Dusun Geripak
4.Dusun Jeringo Daya
5.            Dusun Jeringo Lauk
6.            Dusun Jeringo Limbungan
7.            Dusun Jeringo Barat

Dusun Lilir II dimekarkan menjadi 2 dusun yaitu :
1.      Dusun Lilir Barat, ( pergantian nama dari dusun Lilir II )
2.      Dusun Lilir Utara
Pada tahun 2010 sesuai Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor : 806/22/BPMPD/2010, Tentang Pembentukan Desa Gelangsar dan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor : 866/38/BPMPD/2010, tentang Penunjukan Pejabat Kepala Desa Gelangsar, maka Desa Mambalan resmi dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan Desa Gelangsar. Luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan sampai dengan saat ini adalah 384,85,9 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara            : Desa Gelangsar
F Sebelah Timur            : Desa Penimbung & Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan         : Desa Kekeri
F Sebelah Barat            : Desa Dopang dan Ranjok
Selanjutnya pada tahun 2011 ini sesuai Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor : 66/20/BPMPD/2011, tanggal 02 Februari 2011, Tentang Pembentukan Desa Persiapan Jeringo dan Surat Keputusan Buptai Lombok Barat Nomor : 77/18/BPMPD/2011, tentang Penunjukan Pejabat Kepala Desa Persiapan Jeringo, maka Desa Mambalan resmi dimekarkan kembali menjadi 2 desa yaitu Desa Induk Mambalan dan Desa Jeringo. Dan penyerahan sebagian wilayah Desa Penimbung yang terletak di Timur Dusun Buwuh, oleh Pemerintahan Desa Penimbung resmi diserahkan ke Desa Mambalan Dan sehingga luas Wilayah Desa Mambalan setelah dimekarkan dan penggabungan saat ini adalah 333,45 Ha dengan batas Administratif Desa Mambalan meliputi :
F Sebelah Utara  : Desa Gelangsar, Jeringo & Penimbung
F Sebelah Timur : Desa Penimbung & Desa Mekarsari
F Sebelah Selatan           : Desa Kekeri
F Sebelah Barat  : Desa Dopang dan Ranjok
Dengan 4 dusun sebagai wilayah Desa Mambalan :
                                 1.    Dusun Mambalan
                                 2.    Dusun Buwuh
                                 3.    Dusun Batu Riti
                                 4.    Dusun Lilir Barat (setengah wilayah Dusun Lilir Barat menjadi wilayah Desa Jeringo dengan nama Dusun Jeringo Timur)
Desa Mambalan ini cukup dikenal khususnya oleh masyarakat pulau Lombok bahkan sampai keluar daerah, hal ini disebabkan satu hal yaitu : karena masyarakat Mambalan sampai sekarang masih mempertahankan identitas atau jati dirinya sebagai masyarakat adat, ini terbukti dengan masih berlakunya status sosial dalam masyarakat seperti; Datu, Raden, Lalu, dan Jajar Karang, namun ini bukan berarti antara mereka tidak saling menghargai, tetapi kerukunan selalu  dikedepankan karena motto mengambal – ambal itu tetap menjadi pegangan utama yaitu kebersamaan, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.
Hingga tahun 2011 ini pemerintahan Desa Mambalan telah dipimpin oleh 13 Kepala Desa yakni :
Masa sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
NO
N A M A
MASA BHAKTI
ALAMAT
KET
1.
DATU CEMPA
1868 – 1909
Mambalan

2.
DATU M. ALI
1909 – 1923
Mambalan

3.
REHAN
1923 – 1929
Dasan Agung

4.
DATU MUSTIAYU
1929 – 1962



Masa setelah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
NO
N A M A
MASA BHAKTI
ALAMAT
KET
1.
M.SYAHARTAWA
1962 – 1965
Penimbung

2.
R. H. M. TAUFIK
1965 – 1968
Mambalan

3.
DATU KARSA
1968 – 1969
Mambalan
Pjs
4.
DATU BADRUN
1969 – 1982
Mambalan

5.
DATU MARKAWI
1982 – 1991
Mambalan

6.
H. MURSYID
1991 – 1999
Dopang

7.
L. A. BAHRAIN
1999 – 2002
Mambalan

8.
M. KEMAL ISLAM
2002 – 2003
Gunungsari
Pjs
9.
L. THUHUR
2003 - Saat ini
Mambalan



1.1.3     Lambang Desa.
Arti Lambang Desa
ogo ukuran 3R
1.      Tulisan "MAMBALAN" :  Dasar Putih dengan tulisan warna merah melambangkan keberanian diatas kebenaran.
2.      Dasar Biru dan Hijau : Melambangkan daerah Pertanian dan perkebunan yang subur.
3.      Segi Lima : Pancasila dengan garis kuning dan hitam yang berarti kejayaan dan ketegasan
4.      Bintang  : Melambangkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
5.      Padi Kapas : Melambangkan sandang dan pangan
6.      Mata Rantai : Melambangkan Desa Mambalan terdiri  beberapa dusun yang saling menyambung
7.      Kubah, Pura dan Salib : Melambangkan agama yang dipeluk penduduk Desa Mambalan terdiri dari Islam, Hindu Dharma dan Kristen.
8.      Garis biru tiga buah : Melambangkan sungai yang mengaliri Desa Mambalan sebanyak  tiga buah dan berair sepanjang tahun.
Arti Semboyan " MAMBAL GENEM KARYA "
1.
Mambal
:
Berbondong-bondong (berambal-ambal)
2.
G e n e m
:
Tekun dan Ulet
3.
K a r y a
:
B e k e r j a

Dapat disimpulkan bahwa arti dari semboyan "MAMBAL GENEM KARYA" yaitu masyarakat Desa Mambalan didalam membangun untuk mencapai kemakmuran sesuai dengan cita-cita Pancasila harus selalu bekerja sama (gotong royong) dengan penuh ketekunan, keuletan dan keikhlasan.
1.1.4     Gambaran Umum Desa Mambalan pada saat ini
1.1.4.1           Profil Desa Mambalan
Desa Mambalan merupakan salah satu dari 16 Desa yang berada diwilayah  Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. yang berpenduduk 2821 jiwa dengan Luas Wilayah Desa : 333,45Ha. Dengan alamat sekretariat Desa di Jalan Raya Jagapati Desa Mambalan, Telp. 081803688839  Kode Pos : 83351, Web: Http//www.MambalGenemKarya.co.id
Ditinjau dari jumlah penduduk, luas wilayah serta letak geografis, maka Desa Mambalan merupakan Desa yang sangat potensial dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di wilayah Kecamatan Gunungsari. Dan juga letak sangat strategis yaitu di jalan Kabupaten yang dapat menghubungkan ke semua desa yang berada di  wilayah Timur Kecamatan Gunungsari dan Kota Mataram, maka tidak salah kiranya jika Desa Mambalan nantinya dipakai sebagai kota kecamatan dari desa-desa lainnya. Dan perlu diingat bahwa Desa Mambalan adalah daerah yang sebagian besar tanahnya adalah sawah (agraris) yang subur.
Mengingat keadaan seperti tersebut di atas maka dalam melaksanakan berbagai tugas Kepala Desa terus memacu para perangkat desa dan masyarakat serta lembaga yang ada di Desa seperti BPD, LPM, TPKD, Tim Penggerak PKK Desa, Linmas, GAPOKTAN, dan BUMDES “ Ngiring Bareng “ beserta para tokoh Agama dan tokoh Masyarakat dalam rangka melaksanakan pembangunan desa.
Untuk itu segala usaha telah ditempuh dalam melaksanakan berbagai kegiatan dimana hal usaha tersebut tidak sedikit pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh masyarakat Desa Mambalan. Dan juga kesadaran masyarakat Desa Mambalan yang cukup tinggi inilah yang menyebabkan Desa Mambalan tidak jauh ketinggalan dengan desa lainnya dan bahkan beberapa pembangunan fisik telah dijadikan barometer pembangunan desa .
1.1.4.2           Kondisi Geografis
1.1.4.2.1        Luas Desa Mambalan 333,45 Ha.  Terdiri dari :
Tanah Sawah :
a.       Sawah Irigasi                            : 86.30 ha
Tanah kering :     
a.       Pemukiman                               : 24,50 ha
Tanah Perkebunan :
a.       Tanah Perkebunan Rakyat        : 101,35 ha
Tanah fasilitas umum ;
a.          Kas Desa                            : -  ha
b.          Perkantoran Pemerintah: -        ha
c.          Kantor Desa                : 0.15    ha
d.         Poskesdes                    : 0.045 ha
e.          Pustu                           : 0.040 ha
f.           Perumahan                  : -          ha
g.  Pekarangan                        : 93.40 ha
h.  Lapangan                           : -         ha
i.    Kuburan                            : 0.92   ha
j.    Tanah bengkok / Pecatu    : -           ha
k.  Parasarana Umum Lainnya : 26.83 ha


1.1.4.2.2        Kondisi wilayah Desa Mambalan :
a.         Batas Desa :
F  Sebelah Utara                  : Desa Jeringo dan Gelangsar
F  Sebelah Selatan               : Desa Kekeri
F  Sebelah Barat                  : Desa Dopang dan Desa Ranjok
F  Sebelah Timur                  : Desa Penimbung dan Desa Mekarsari
b.         Nama Dusun dan Jumlah RT se-Desa Mambalan
No.
Nama Dusun
Jumlah RT
Keterangan
1.
Mambalan
6

2.
Lilir Barat
3

3.
Buwuh
-

4.
Batu Riti
-

Jumlah
9


c.          Orbitasi :
        Desa Mambalan berada di sebelah timur kota kecamatan dengan jarak tempuh dari kota kecamatan 3,0 km, jarak dari kota kabupaten 28,0 km dan jarak dari kota propinsi 3,5 km.
d.         Iklim :
        Kondisi iklim Desa Mambalan mempunyai  curah hujan  2.000 – 2.500 mm/tahun dengan suhu rata-rata 29-31 Co dan berada di 50 - 200 mdl (di antara 50 – 200 meter dari permukaan air laut) dengan bentang wilayah  posisi datar & berbukit.


1.1.4.3        Kondisi Demografis
1.1.4.3.1      Keadaan Penduduk berdasarkan kelompok umur per Desember 2011
No.
Kelompok Umur (Tahun)
Laki-laki
(Jiwa)
Prempuan
(Jiwa)
Jumlah
(Jiwa)
1.
0 < 1
32
22
54
2.
1 > 5
131
138
269
3.
6 – 12
185
196
381
4.
13 – 18
162
119
331
5.
19 – 56
695
769
1414
6.
57 – 75
159
158
317
7.
75 keatas
3
5
8
Jumlah
1367
1407
2774
1.1.4.3.2     Keadaan Penduduk berdasarkan Pemeluk Agama per Desember 2011

No.
Agama
Laki-laki
(Orang)
Prempuan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
1.
Islam
1.121
1.225
2.346
2.
Kristen
7
3
10
3.
Katholik
2
2
4
4.
Hindu
201
213
414
Jumlah
1.331
1.443
2.774

1.1.4.3.3     Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan per Desember 2011

No.
Jenis Pendidikan
Laki-laki
(Orang)
Prempuan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
1.
Belum Sekolah
58
66
124
2.
Tidak Sekolah
146
140
284
3.
TK / Play Grup
21
17
38
4.
Belum Tamat SD
346
190
396
5.
Tidak Tamat SD
415
367
782
6.
Tamat SD
313
295
607
7.
Tamat SLTP
143
118
261
8.
Tamat SLTA
124
101
225
9.
Tamat Akademi/Diploma
8
14
22
10.
Sarjana keatas
17
15
35
Jumlah
1591
1183
2774
1.1.4.3.4     Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian per Desember 2011

No.
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
(Orang)
Prempuan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
1.
Petani
70
9
79
2.
Buruh tani
26
69
95
3.
Pegawai Negeri Sipil
28
20
48
4.
Pengrajin industri rumah tangga
-
12
12
5.
Pedagang kecil
47
74
121
6.
Pedagang keliling
-
4
4
7.
Peternak
67
2
69
8.
Montir
4
-
4
9.
Bidan swasta
-
1
1
10.
Perawat swasta
-
1
1
11.
Pembantu rumah tangga
-
5
5
12.
TNI
7
-
7
13.
POLRI
3
-
3
14.
Pensiunan PNS/TNI/POLRI
5
1
6
15.
Pengusaha kecil dan menengah
-
1
1
16.
Pengacara
2
-
2
17.
Dukun Kampung Terlatih
-
4
4
18.
Jasa Pengobatan alternative
-
1
1
19.
Karyawan perusahaan swasta
8
42
50
20.
Tukang Bangunan
35
-
35
21.
Buruh Harian Lepas
281
180
461
22.
Sopir
44
-
42
23.
Ojek
6
1
7
24.
TKI
38
17
55
Jumlah
671
442
1113

1.1.4.4        Sosial Kependudukan
            Perubahan penduduk dikarenakan peristiwa sosial kependudukan di Desa Mambalan sejak bulan Januari sampai Desember 2011 tercatat sebagai berikut :

No.
Bulan
Lahir
Datang
Pindah
Mati
Nikah
1.
Januari
4
2
8
1
8
2.
Februari
13
2
9
1
1
3.
Maret
5
-
-

5
4.
April
3
2
3
1
5
5.
M e i
-
3
1
1
4
6.
J u n i
9
1
3
-
3
7.
J u l i
2
3
-
2
-
8.
Agustus
9
-
2
3
1
9.
September
10
1
4
-
5
10.
Oktober
5
5
4
1
7
11.
Nopember
1
5
2
1
4
12.
Desember
-
2
3
1
6
Jumlah
61
26
37
12
49

1.2.      KELEMBAGAAN DESA
Lembaga Desa yang ada di Desa Mambalan baik lembaga formal maupun informal sudah dapat berfungsi sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun kegiatan dari masing-masing lembaga tersebut tetap diarahkan oleh Pemerintah Desa sesuai dengan fungsinya sebagai mitra kerja.
Sedangkan Lembaga Desa yang ada di Desa Mambalan adalah sbb:
1.   BPD (sudah berjalan dengan baik) dengan Kepengurusan periode 2011 s/d 2016 sbb:
-     Ketua BPD        : Datu Putrawati
-     Wakil Ketua       : Made Kedep
-     Sekretaris           : Lalu Sabarudin
-     Anggota                         : 1. Hilmiah, 2. Lalu Hadi Irawan, 3. Mujitahid, 4. Raden Agusmanto
2.   LPM telah dilakukan reorganisasi dengan periode 2011 sampai dengan 2015
Dan dengan kepengurusan sbb :
-     Ketua                 : H.Dau Agus Parlan
-     Sekretaris           : Lalu Akyar Rasidi
-     Bendahara       : Made Wirna
-     Seksi-seksi          :
a.    Seksi Agama : 1. Sopyan Hadi
b.   Seksi Pendidikan, Seni dan Budaya : 1. Satria Iwandi.
c.    Seksi Lingkungan Hidup : 1. Raden Mulawarman
d.   Seksi Pembangunan : 1. Lau Judni
e.    Seksi Pemuda & Olah Raga : 1. Dedi Purnawirawan.
3.   TP PKK (sudah berjalan dengan cukup baik) Kepengurusan Tim Pengerak PKK sbb :
-     Ketua                 : Hajjah Baiq Munawarah
-     Wakil Ketua I    : Denda Suharniwati
-     Wakil Ketua II   : Baiq Istiqamah
-     Wakil Ketua III : Baiq Marhaeni S.Pdi
-     Sekretaris I         : Padmi Anida
-     Sekretaris II       : Hilmiah
-     Bendahara I       : Fazilah
-     Bendahara II      : Nurdiana
-     Kelompok Kerja :
F Pokja I        :
-     Ketua          :
-     Sekretaris    : Baiq Nurjati
-     Anggota      : 1. B. Sri Latifah 2.B.Hadijah 3. B. Haerani
F Pokja III     :
-     Ketua          : Sripa Hana
-     Sekretaris    : Denda Suharniwati
-     Anggota      : 1. B. Munaeni, 2. B.Marnah 3. Juhaeriah 4. Hermawati.
F Pokja II       :
-     Ketua          : Roro Atyasa E.W.SS.
-     Sekretaris    : Juni Ramdiatun
-     Anggota      : 1. Asmaul Husna,
2. B. Halimatussakdiyah. 3. Paizah 4. Suciana, 5. B.Ratna Dewi
F Pokja IV     :
-     Ketua          : Ida Setiawati 
-     Sekretaris    : Nurul
-     Anggota      : 1. Eliani, 2. Isya Indriani. 3. Rusmiati. 4. Soharniwati 5. Niluh Intarini
4.            Linmas (sudah berjalan cukup baik) dengan kepengurusan sbb :
F Danton         : lalu Ahmad Yudni
F Danru I         : Lalu Muhaimi
F Danru II       : Lalu Sadri
F Danru III      : Lalu Zaedun
F Danru IV      : Istar
5.            PNPM-Mandiri Tingkat Desa Mambalan (sudah berjalan cukup baik) dengan kepengurusan sbb :
F Ketua TPK   : H. Datu Agus Parlan
F Sekretaris     : Dedi Purnawiran
F Berdahara     : Lalu Akhyar S.Pdi
6.            Karang Taruna (sementara vacum kegiatan di tingkat Desa) lembaga ini sudah mulai dirintis kembali kebangkitanyan karena kegiatan di dusun justru masih eksis.
7.            UED – SP ( Usaha Ekonomi Desa – Simpan Pinjam / Badan Usaha Milik Desa (“Ngiring Bareng“)
Lembaga keuangan ini terbentuk sudah lama dan sudah berperan aktif ikut memajukan perekonomian masyarakat Desa Mambalan dengan susunan organisasi sebagai berikut :
F Ketua           : RR Atyasa Esti Wuryani,SS.
F Sekretaris     : Seripa Hana
F Bendahara    : Denda Seniati




B.     HASIL PENELITIAN
1.      Data Hasil Wawancara
a.      Penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) pada aplikasi Quantum GIS (Geographic Information System) dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata pelajaran matematika.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan melalui metode wawancara pada point (a) ini dari responden yakni tutor atau guru daripada bimbingan belajar pada remaja dusun Mambalan yang tergabung dalam Forum Silaturrahmi Pemuda Mambalan (FSPM) ini bahwa penerapan daripada RME (Realistic Mathematics Educations) sebagai cara yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata pelajaran matematika. Sebab sebagaimana pengertian dari RME (Realistic Mathematics Educations) itu sendiri adalah mempelajari matematika dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan yang nyata, dalam hal ini dilakukan melalui aplikasi program Quantum GIS (Geographic Information System).
Dalam hal ini responden mengungkapkan bahwa penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) pada remaja seperti ini sangat efektif. Efektif dalam kamus bahasa indoneisa memiliki arti manjur dan mujarab sehingga dalam tindakannya dapat mengahsilkan sesuatu yang berguna dan tentu dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran matematikanya. Karena sebagaimana yang kita ketahui selama ini bahwa matematika itu banyak sekali variabel-variabel yang tidak berguna dan bahkan tidak jelas pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seperti variabel X dan Y.[58]
Sejauh ini kita telah sama-sama mempelajari ilmu matematika secara seksama dan menyeluruh dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai keperguruan tinggipun (PT)  yang namanya ilmu matematika masih tetap dipelajari, dan bahkan matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Akan tetapi sedikit dari matematika itu bisa diimplementasikan dalam kehidupan nyata dan secara menyeluruh penyelesaiannya harus dengan rumus-rumus, sehingga secara langsung hal tersebut memberikan efek yang kurang baik kepada remaja yang kemudian menyebabkan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran matematika ini menjadi menurun. Dan alhasil nilai matematika merekapun ikut menurun.
Akan tetapi berbeda halnya ketika matematika itu disampaikan secara realistic dalam kehidupan nyata, tentu dengan mengapliaksikan secara langsung materi yang dipelajari tersebut dalam kehdiupan sehari-hari tidak hanya memberikan materi atau teori belaka saja seperti yang dilakukan oleh tutor atau guru disekolah. Karena pada dasarnya kita mengemban ilmu disekolah itu semata-mata untuk kita terapkan dalam lingkungan hidup kita tidak hanya menumpuk di dalam otak kita dan tidak bisa kita terapkan sama sekali. Tentu saja itu bukan tujuan pembelajaran yang positif untuk remaja.
Adapun matematika itu tidak semuanya bisa diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dari beberapa materi matematika yang secra langsung bersentuhan dengan kehidupan nyata seperti skala, titik koordinat, operasi hitung, dan yang lainnya itu bisa dijadikan contoh dalam menerapkan  RME (Realistic Mathematics Educations) sebagai cara yang efektif dalam menarik minat dan motivasi belajat remaja pada mata pelajaran matematika. sebab, secara langsung penerapannya dalam lingkungan hidup remaja di dusun maupun desa dan bahkan dilingkup yang lebih besarpun akan memberikan efek yang positif terhadap remaja itu sendiri dan masyarakat secara umumnya mengenai mata pelajaran matematika, sehingga secara otomatis motivasi belajar mereka akan jauh lebih meningkat karena tujuan pembelajaran matematika bisa dipelajari materi atau ilmunya secara menyeluruh dan kemudian diketahui perannya dalam kehidupan nyata. Sehingga, tentu melalui penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) ini juga akan mengurangi paradigma masyarakat mengenai mata pelajaran matematika bahwa sebagian besar konsep atau materinya tidak berguna dalam kehdiuapn sehari-hari, serta tanggapan dari remaja tentang mata pelajaran matematika itu sulit, memusingkan dan sebagainya yang negatif itu bisa berubah menjadi mudah, dan senang mempelajari matematika.
b.      Kendala-kendala dalam  menjalankan program pendidikan pada remaja dusun Mambalan
Adapun kendala-kendala yang dihadapi selama menjalankan program pendidikan kepada remaja dusun Mambalan, ada dua faktor yakni faktor internal yakni yang terkait dengan kepribadian dari remaja itu sendiri antara lain masih banyak remaja yang sulit diatur dan kurang disiplin terhadap peraturan yang berlaku serta minat dan motivasi dari remaja yang masih minim. Dan faktor eksternal yakni yang terkait dengan lingkungan luar pribadinya seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat dusun Mambalan.
Dalm hal ini faktor internal menjadi kendala utama terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar. Sebab program pendidikan yang dijalankan oleh organisasi FSPM ini bersifat non-formal sehingga secara langsung memberikan efek kepada remaja sendiri memberikan perlakuan-perlakuan yang bebas karena tentu tidak akan berpengaruh terhadap nilai raport disekolahnya apabila terjadi kesalahan dan penurunan nilai. Selain itu minat dan motivasi belajar para remaja juga terkadang bisa naik turun sesuai kemauan dari mereka secara pribadi. karena sebagaimana dikatakan bahwa “Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan”.[59] Sehingga dalam peningkatan motivasi belajar remaja tersebut sangat berhubungan erat dengan diri pribadinya.
Namun minat dan motivasi belajar remaja tersebut tidak hanya datang pada diri pribadinya sebagaimana penelitian yang telah dilakukan bahwa penyajian serta pelayanan dan kelengkapan administrasi ruang belajar dan sarana belajarpun  menjadi hal yang utama dalam memotivasi belajar remaja di dusun Mambalan. Sebeb selam ini remaja di dusun Mambalan menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan sarana dan prasarana yang masih minim. Karena sebagian besar yang digunakan adalah sarana dan prasarana masyarakat desa Mambalan pada umumnya dan dusun Mambalan pada khususnya. [60]
Selain itu, faktor eksternal juga menjadi kendala yang cukup menghambat kegiatan belajar mengajar. Sebab daya dukung dari pihak masyarakat di dusun Mambalan menjadi motivasi yang kuat bagi remaja dalam menjalankan kemauan dan kreatifitasnya diranah publik, karena pada dasarnya remaja akan kembali berbaur dengan masyarakat dusun Mambalan dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga tentu daya dukung dan masyarakat sangatlah menjadi kunci bagi remaja dalam melakukan dan menjalankan program pendidikannya di lingkungan masyarakat desa Mambalan.
Namun kendala inilah yang menjadi penghambat bagi kaum remaja dalam menjalankan program pendidikannya di lingkungan masyarakat. Sebab daya dukung dan apresiasi (penghargaan) dari pihak masyarakat dusun Mambalan sangatlah minim dan bahkan jauh dari yang diharapkan oleh remaja. Padahal jika dikaji dari program pendidikan yang dijalankan oleh remaja tersebut sangatlah bernilai positif dan memberikan efek yang positif juga bagi masyarakat seluruhnya akan tetapi entah apa yang menjadi pola pikir sebagian dari masyakarat dusun Mambalan terhadap remaja. Sehingga berdasarkan hal itu tentu minat dan motivasi remaja untuk belajar dan menjalankan program pendidikan yang ada menjadi berkurang dan sangat menghambat proses belajar mengajar kedepannya. Sebagaimana harapan untuk anak-anak yang terdidik seperti disampaikan oleh Hilton yakni seseorang yang terdidik haruslah mempunyai pemahaman yang cukup mengenai matematika dan sains, baik aspek murni maupun terapannya. Jika ia, misalnya mempunyai apresiasi terhadap komputer dan perannya dalam masyarakat sekarang dan masa yang akan datang, maka sebagai orang terdidika mesti mempunyai apresiasi terhadap bagian dari sains, teknologi, logika, dan matematika yang terkait.[61]
c.       Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada remaja dusun Mambalan
Ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh tutor atau guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada remaja dusun Mambalan seperti penggalangan dana dalam melengkapi sarana dan prasarana belajar remaja dusun Mambalan, kemudian melakukan pendekatan personal kepada para remaja yang belum tersentuh hatinya untuknya belajar dan juga melakukan pendekatan kepada masyarakat dusun Mambalan dengan menyampaikan bahwa kegiatan belajar ini penting karena apa yang dipelajari ini bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara individu maupun secara berkelompok dalam kehidpan bermasyarakat.[62]
Adapun upaya yang lain dilakukan oleh tutor atau guru sebaya dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar remaja adalah dengan cara memberikan stimulasi dan penghargaan kepada remaja yang berperstasi seperti pemberian hadiah kepada remaja aktif dalam kegiatan belajar, memberikan semangat berupa gerakan penyemangat seperti tepuk tangan dan pujian kepada remaja. Pemberian penghargaan inipun dilakukan sesuai dengan gaya remaja, agar terkesan menarik dan masukdalam dunia remaja dilingkungan sekitar. Sehingga tidak bersifat mengatur atau mengekang remaja itu sendiri untuk ikut serta dan aktif dalam kegiatan belajar yang dilakukan dan secara langsung akan memberikan efek pada peningkatan motivasi belajar remaja menuju yang lebih baik.
Upaya-upaya tersebut tentu tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dan peran serta dari remaja dan masyarakat dusun Mambalan. Artinya upaya kerjasama juga dilakukan agar tercipta suasana belajar yang harmonis antar remaja dengan  masyarakat. Selain itu kerjasama juga dilakukan antar kaum remaja diluar dusun Mambalan, dalam hal ini kerjasama dengan organisasi remaja di desa tetangga seperti desa Kekeri, desa Ranjok, desa Dasan Sari, desa Jeringo, desa Gelangsar dan lainnya untuk menciptakan jaringan program pendidikan yang lebih luas kedepannya. Kerjasama ini dilakukan anatr desa agar memberikan efek kepada masyarakat dusun Mambalan sendiri untuk bisa memberikan dukungan sepenuhnya pada program pendidikan yang jalankan oleh remaja dusun Mambalan, sehingga secara langsung akan memberikan peningkatan motivasi kepada remaja secara khususnya dan bahkan kepada masyarakat secara umum. Dan dengan adanya peningkatan motivasi seperti ini tentu akan memberikan sumbangsi kepada pemerintah dalam bidang pendidikan, baik pendidikan yang formal maupun yang non-formal.
2.      Data Hasil Kuesioner
Adapun data atau rekapan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden dengan jumlah sampel 28 orang dari populasi yang ada pada remaja dusun Mambalan, yakni sebagai berikut:
Tabel 1: Frekuensi jawaban remaja mengenai cara memotivasi belajar (n = 28)
Pernyataan yang diungkapkan
fo
%
R
fe
1. kegiatan belajar mengajar sebaiknya
a.       langsung belajar
b.      menyampaikan tujuan pembelajaran
c.       menerima semua yang diberikan

2
26
-

7,14
92,85
-

2
1
3

9,33
9,339,33

5,76
29,78
9,33

2. cara meningkatkan motivasi belajar
a.       Remaja memberikan stimulasi terhadap dirinya sendiri
b.      Guru atau tutor memberikan stimulasi kepada remaja
c.       Tidak ada stimulasi yang diberikan kepada remaja
6

21

1
21,42

75

3,57
2

1

3

9,33

9,33

9,33

1,19

14,59

7,43

3. cara menarik motivasi belajar pada
     Aplikasi Quantum GIS
a.       Guru memberikan nilai yang tinggi
b.      Guru memberikan hadiah
c.       Guru memberikan pujian


5
17
6


17,85
60,71
21,42


3
1
2


9,33
9,339,33


2,00
6,30
1,18

4. penerapan RME (Realistic Mathematics
   Educations) dikelas
a.       Membayangkan apliaksi secara nyata
b.      Melihat aplikasi secara nyata
c.       Melihat dan menerapkan aplikasi secara nyata

3

6
19

10,71

21,42
67,85

3

2
1


9,33

9,339,33


4,29

1,19
10,02

Keterangan :
-          fo : hasil pengamatan atau jawaban nyata
-          fe : frekuensi jawaban yang diharapkan
-          R  : peringkat jawaban
-            : harga khi kuadrat
-           = 5, 99  ( harga khi kuadrat dalam tabel )
-          Tingkat kepercayaan 0,05 (5 %)
-          Derajat kebebasan 3-1 =2
Sesuai dengan hasil analisis data pada tabel 1 diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas khususnya mata pelajaran matematika haruslah didahului dengan penyampaian tujuan pembelajaran secara jelas sehingga materi yang disampaikan tidak hanya menjadi rekaman semata oleh peserta didik yang hanya diputar dikemudian hari pada saat semester atau ulangan harian. Begitupun halnya dalam pemberian stimulus sebagaimana yang telah dipaparkan dalam tabel hasil penelitian bahwa pemberian stimulus yang dapat meningkatkan motivasi belajar itu berasal dari guru atau tutor. Dalam hal mearik minat dan motivasi belajar remaja dusun Mambalan sebagaimana yang telah tertera pada tabel 1 diatas memang membutuhkan sebuah pemberian penghargaan yakni berupa pemberian hadiah kepada remaja yang berprestasi dalam mengaplikasikan program Quantum GIS (Geographic Information System) sebagai bentuk penerapan secara riil dari RME (Realistic Mathematics Educations) yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Dan untuk penerepan RME (Realistic Mathematics Educations) dikelas dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations) tersebut memang harus diperlihatkan dan secara langsung diterapkan secara nyata apa yang menjadi contoh riil dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan motivasi belajar remaja dalam setiap program pendidikan. Dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai data hasil motivasi yang ungkapkan oleh remaja pada kuesioner penelitian yakni sebagai berikut:
No.
Pernyataan
1.
Meyakinkan diri dan teman bahwa matematika itu tidaklah sulit dan dapat diterima secara kontekstual
2.
Malas membuat ikhtisari atau resume pelajaran matematika
3.
Membeli atau meminjam buku paket atau LKS atau buku khusus tentang matematika di  toko buku  atau di perpustakaan
4.
Menerapkan pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations)  untuk beberapa materi matematika yang telah diperoleh dibangku sekolah atau di luar sekolah/bimbel
5.
Merasa pusing dan enggan ketika mengaplikasikan materi matematika dalam kehidupan sehari-hari
6.
Mengoperasikan program Quantum GIS (Geographic Information System) sebagai aplikasi dari RME (Realistic Mathematics Educations)  
7.
Bertanya kepada guru atau tutor bila tidak mengerti
8.
Diskusi dengan teman-teman di luar jam pelajaran atau belajar kelompok dirumah
9.
Aktif dalam setiap kegiatan bimbel di desa yang diselenggarakan oleh komunitas remaja FSPM
10.
Menjadi tutor sebaya untuk anak-anak usia sekolah pada mata pelajaran matematika
11.
Berkunjung dan belajar di perpustakaan untuk membahas mata pelajaran matematika
12.
Latihan mengerjakan soal-soal matematika yang dibuat sendiri
13.
Menemukan sendiri penerapan matematika melalui program  Quantum GIS (Geographic Information System)
14.
Kurang memperhatikan penjelasan guru atau tutor ketika belajar matematika
15.
Merasa bosan atau jenuh ketika materi matematika yang disampaikan tidak dapat dikontekstualkan.

Adapun data yang dihasilkan dari hasil motivasi belajar yang dilakuakn oleh remaja berdasarkan pada pernyataan pada tabel diatas akan dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 2 : Persentase hasil motivasi belajar (n = 28)
Nomor Poin pernyataan
Persentase
Keterangan
6 dan 7
76 % - 100 %
Baik
1,4,8,10,12 dan 13
56% - 75 %
Cukup Baik
2,3,9,11,14 dan 15
40 % - 55 %
Kurang Baik
5
< 40 %
Tidak Baik
Berdasarkan hasil motivasi belajar remaja dalam peningkatan motivasi belajar yang diharapkan akan semakin meningkat dan lebih baik melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations) yang dilakuakan. Dalam hal ini sesuai dengan hasil yang telah dipaparkan pada tabel 2 diatas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasilnya cukup baik dan kurang baik. Namun jika dibandingkan antara baik dan tidak baiknya maka dapat dilihat bahwa hasil dari motivasi belajarnya adalah baik, sebab sebagian besar persentase yang dihasilkan adalah dominan menuju angka persentase yang lebih tinggi yakni baik.
Hasil analisis data tersebut juga dapat digambarkan melalui sebuah bagan untuk mempermudah hasil analisis yang diperoleh, berikut adalah hasil analisis persentase hasil motivasi belajar remaja dusun Mambalan dalam bentuk diagram batang:
Berdasarkan hasil persentase dengan bagan disesuaikan dengan hasil penelitian mengenai hasil motivasi yang dilakukan oleh remaja dusun Mambalan memang jelas terlihat bahwa benar untuk pernyataan poin nomor 6 dan 7 menunjukkan nilai persentase yang tinggi sehingga dapat dikategorikan baik, begitupun untuk pernyataan yang lainnya sesuai dengan nilai persenatse yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan kurang baik. Namun, jika dilihat lebih rinci lagi mengenai keterangan yang dihasilkan yakni sering, kadang-kadang dan tidak pernah, ternyata sebagian besar responden memilih jawaban yang kadang-kadang sehingga dalam interpretasi peneliti menyimpulkan bahwa hasil motivasi remaja dalam belajar adalah cukup baik.


3.      Hasil Observasi ( pengamatan ) 
Dari hasil observasi yang peneliti temukan di kelas yakni ketika proses pelaksanaan penerapan RME pada aplikasi program oleh tutor sebagian besar remaja antusias memperhatikan penjelasannya sebab sebagaimana hasil observasi peneliti bahwa dari salah satu remaja putri  mengungkapkan bahwa aplikasi program tersebut sangat menarik untuk dipelajari karena baru kali ini kami mendapatkannya.hal ini tentu saja menjadi poin penting bagi peneliti karena secara langsung suasana belajar menjadi aktif dan komunikatif antar remaja dengan tutornya. Selain itu, remaja juga ikut serta dalam mengeluarkan pendapat serta mengajukkan beberapa pertanyaan terkait dengan aplikasi yang dijelaskan. Adapun pertanyaan yang diajukkan ketika itu adalah “Bagaimana cara mengaplikasikan program dikomputer atau laptop kami?” dengan tegas tutor menjelaskan bahwa aplikais program ini akan beroperasi di dalam komputer kita masing-maisng jika sudah terinstal dengan lengkap. Dan adapun proses penginstalannya sangat mudah dan aplikasi program ini dapat diambil secara gratis di media internet tanpa ada pembayarannya seperti program-program lainnya.
Sejalan dengan mengobservasi kegiatan belajar mengajar dikelas peneliti memperhatikan keadaan dan suasana kelas, ketika itu suasananya sedikit ramai sebab teman-teman remaja berdiskusi tentang pengoperasian dari apliaksi program yang diberikan. Dan ada juga yang memperaktikkannya secara langsung didepan kelas yang kemudian diperhatikan oleh teman-teman remaja lainnya. Karena kegiatan belajar mengajar ini sifatnya tidak formal maka remaja bebas bertanya tanpa ada ketegangan dan ketakutan pada tutornya sebagaimana biasanya yang terjadi disekolah-sekolah yang sifat belajarnya formal mejadikan anak didiknya ketakutan dan sedikit berpartisipasi dalam belajar.

C.    PEMBAHASAN
1.      Hasil Analisis Data Wawancara Dan Kuesioner
1.1. Hasil Analisis Wawancara
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan kuesioner sebagaiamana yang telah dipaparkan sbelumnya menunjukkan hasil analisis yang sesuai dengan prosedur penelitian seperti yang dipaparkan pada kerangka teoritik sebelumnya. Misalnya dalam pengolahan data wawancara yakni peneliti disini hanya memberikan komentar dan penjelasan lengkap mengenai apa yang telah ditemukan dari rsponden terkait dengan pertanyaan yang diajukkan kepada responden, bahwa mengenai penerapan RME (Realistic Mathematics Educations), kendala-kendala serta upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar remaja dusun Mambalan jelas disampaikan secara rinci oleh responden yakni Raden Mulawarman, S.Pd. jawaban daripada wawancara tersebut sangat berhubungan dengan apa yang ditemukan oleh peneliti pada data haisl kuesioner yang telah direkap seperti pada tabel 1 dan 2. Dimana hubungan antara tutor atau guru dengan remaja sebagai peserta didik memberikan hasil jawaban yang singkron dalam melihat morivasi belajar. Misalnya disini terkait dengan penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) itu sendiri bahwa tutor berpendapat bahwa RME (Realistic Mathematics Educations) sangatlah efektif sehingga dapat memberikan hasil belajar yang maksimal hal ini dikuatkan oleh responden lainnya dalam pengisian data kuesioner bahwa penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) dapat meningkatkan motivasi belajar remaja. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil motivasi yang dilakukan oleh remaja terkait dengan penerapan aplikasi program Quantum GIS (Geographic Information System) sebagai bentuk penerapan secara riil dari RME (Realistic Mathematics Educations) menunjukkan angka persentase yang tinggi atau bernilai baik.
Adapun hasil yang diperoleh dari wawancara dengan mulawarman tersebut menunjukkan kesesuaian dengan kerangka teoritik yang ada pada BAB II bahwa penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) yang dikatakan efektif tersebut sesuai dengan langkah-langkah dalam penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) itu sendiri yakni :
a.       Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
b.      Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
c.       Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna.[63]

1.2. Hasil Analisis Kuesioner
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai hasil analisis yang diperoleh oleh peneliti dalam mengolah data hasil kuesioner, maka dapat dibenarkan haisl analisis tersebut karena peroses analisis yang digunakan sesuai dengan teori pada kerangka teoritik pada BAB II dan tahap analisis data pada BAB III. Adapun proses analisis yang digunakan tersebut adalah dengan menggunakan khi kuadrat. Tahap awal analisis data hasil kuesioner tersebut adalah dnegan merekap jawaban responden terkait dengan pilihan dan harapan dari responden. Kemudian setelah rekapan selesai maka akan ditemukan frekuensi jawaban responden yang berebeda-beda sesuai dengan hasil temuan dari penelitian. Setelah itu peneliti mencari persentase dari frekuensi jawaban responden tersebut yang kemudian direngkingkan sesuai dengan peringkat tertinggi dan peringkat terendah dari frekuenis jawaban responden dalam hal ini peringkat jawaban responden di berikan simbol R.
Sesuai dengan penggunaan khi kuadrat dalam analisis data yang dicari adalah perbedaan yang berarti di antara frekuensi hasil pengamatan atau jawaban nyata (fo) dari responden dengan frekuensi jawaban yang diharapkan (fe). Jika ada perbedaan pada harga khi kuadrat yang dihasilkan dengan harga khi kuadrat dalam tabel, artinya jawaban tersebut betul-betul adanya, bukan karena faktor kebetulan. Sebagaimana hasil yang telah diperoleh terdapat perbedaan yang jelas antara harga khi kuadrat dari jawaban responden dengan harga khi kudarat dalam tabel. Adapun hasil yang diperoleh untuk tiap-tiap point yakni sebagai berikut:
1.     
2.     
3.     
4.     
Jika dilihat hasil analisis data tersebut diatas maka jelas tampak bahwa harga khi kuadrat yang dihasilkan menunjukkan hasil yang lebih besar dibanding dengan harga khi kuadrat dalam tabel yakni 5,99. Sehingga secara jelas dengan adanya perbedaan itu menjadi cukup berarti dalam interpretasi yang menyatakan bahwa cara untuk memotivasi belajar melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations) pada aplikasi program Quantum GIS (Geographic Information System) menjadi kesimpulan yang sah dari data tersebut.
Dan untuk diketaui bahwa dalam peroses analisis data tersebut peneliti menggunakan tingkat kepercayaan atau biasa disebut dengan taraf kesalahan yakni 5% (0,05) dengan derajat kebebasan atau dk adalah 2. Penggunakan taraf kesalahan 5% tersebut berdasarkan pada: tabel 3.1 dalam penentuan jumlah sampel dari populasi tetentu dengan taraf kesalahan 1%,5% dan 10%. Dimana dikatakan bahwa makin besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. [64]
Hal ini disesuikan dengan jumlah sampel yang digunakan yakni 28 orang yang jika diurutkan dengan jumlah sampel yang demikian maka akan bertemu pada taraf kesalahan 5% (0,05) sesuai dengan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, adapun penggunaan derajat kebebasan atau dk yakni 2 tidak semata-mata digunakan begitu saja untuk mendapatkan hasil yang maksimal melainkan disesuaikan dengan jumlah option dari kuesioenr yang dibuat yakni 3-1 maka diperoleh dk=2, penguranagn dengan angka 1 tersebut diatas juga berdasarkan rumus dari pencarian derajat kebebsana itu sendiri. Sehingga dalam analisis data hasil tersebut seperti yang dipaparkan sebelumnya itu memang benar-benar disesuaikan dengan standar dan ketentuan dari teori-teori yang ada sebelumnya. Sebagaiman frekuensi yang diharapkan (fe) juga diperoleh dari hasil bagi antara jumlah responden dengan option yang ada yakni dengan rumus:  , n adalah banyaknya remaja yang mejawab pertanyaan dalam hal ini 28. Sehingga .
Selanjutnya tahap pemberian skor persentase untuk hasil jawaban dari responden juga dicari dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan yakni , dimana untuk simbol f merupakan frekuensi jawaban responden, n adalah banyaknya responden yang menjawab dan 100 menunjukkan tingkat persentase. Sehingga pada analsis data yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan persenatse 100%, hal ini dapat dibuktikan dengan penjumlahan daripada ketiga option jawaban akan menghasilkan nilai 100%. Dan terakhir adalah pencarian harga khi kuadrat dari jawaban responden, inipun dilakukan sesuai dengan rumus atau ketentuan sebagaimana yang telah dipaparkan pada metode penlitian pada BAB III sebelumnya yakni  . sehingga dengan menggunakan rumus tersebut maka diperolehlah hasil analisis seperti yang sudah dipaparkan sbelumnya. Adapun perbandingan hasil antara harga khi kuadrat dengan harga khi kuadrat dalam tabel yakni 5,99 tidak semata-mata ditulis saja sesuai keinginan peneliti akan tetapi disesuaikan juga dengan ketentuan yang baku yakni pada tabel VI nilai-nilai chi kuadrat pada taraf signifikan 5% (0,05) dengan dk 2 yang kemudian jika diurutkan maka akan bertemu pada nilai 5,99 dala tabel.[65] Sehingga hasil analisis data yang diperoleh benar-benar riil adanya bukan kebetulan atau hasil rekayasa peneliti.





[58] Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang penerapan RME (Realistic Mathematics Educations) pada aplikasi Quantum GIS (Geographic Information System) dalam meningkatkan motivasi belajar remaja pada mata pelajaran matematika. Dusun Mambalan Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013. 
[59] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta:Rineka Cipta,2002),h.114.
[60]Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang kendala-kendala dalam menjalankan program pendidikan pada remaja dusun Mambalan. Dusun Mambalan Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013.
[61] Winarno Surakhmad, Menggagas Pendidikan Rakyat (Bandung: Alqiprint Jatinangor-Anggota IKAPI),h.186.
[62] Mulawarman, Wawancara di Green Asry tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada remaja dusun Mambalan. Dusun Mambalan Kecamatan Gunungsari 4 Juli 2013.
[63]http/www.ex.ac.uk/telematics/T3/Maths/acrarol.htm. dalam skripsi Nurhasanah 2008/2009,IAIN Mataram,h.11.
[64] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung  : PT CV Alfabeta , 2008),h.71.
[65] Ibid.,h.376.

1 komentar: